Ada dramatisasi keinginan Presiden Jokowi mengganti mobil kepresidenan dengan memberitakan di media mainstrem, mobil dinas orang nomor satu itu sering mogok.
“Kalau mobil kepresidenan digunakan di kalimantan maupun jalan berlumpur tentu mogok. Harusnya menggunakan mobil yang sesuai medan,” kata pengamat politik Ahmad Yazid kepada suaranasional, Selasa (21/3).
Kata Yazid, ada dramatisasi untuk mengganti mobil kepresidenan dengan menggiring opini menyalahkan SBY.
“Dalam pemberitaan disebutkan mobil yang dikatakan sering mogok itu peninggalan SBY. Fakta mobil itu peninggalan SBY tetapi tidak perlu diframing dengan menyebutkan mobil peninggalan SBY,” jelas Yazid.
Yazid mengatakan, mobil kepresidenan yang digunakan Jokowi masih bagus dan tidak perlu diganti. “Kalau sesuai dengan karakter Jokowi, mobil kepresidenan tidak perlu diganti dan masih bagus,” ungkap Yazid.
Selain itu, ia mengatakan, para pendukung Jokowi hanya diam saja ketika ada upaya negara untuk mengganti mobil presiden itu. “Kalau seandainya itu terjadi era SBY, Fajroel dan kawan-kawan langsung bersuara keras,” pungkas Yazid.
Mobil Kepresidenan RI-1 Presiden Joko Widodo mogok di tengah jalan di kawasan Mempawah, Kalimantan Barat. Ternyata, kejadian mogok tersebut bukan terjadi kali ini saja.
Mogoknya mobil Kepresidenan yang ditumpangi Presiden Jokowi dan Ibu Negara terakhir kali terjadi pada Sabtu, 18 Maret 2017. Saat itu, Jokowi baru saja melanjutkan perjalanan setelah meresmikan PLTG Mempawah, Kalimantan Barat. Jokowi hendak menuju kawasan Kubu Raya untuk makan siang.
“Setelah menempuh perjalanan selama lebih-kurang 30 menit, mobilnya mogok karena ada masalah pada setting-an gas, sehingga kendaraan tidak bisa berjalan normal,” kata Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin dikutip dari detik.