Freeport akan Dikuasai China?

Tambang Freeport (IST)
Tambang Freeport (IST)

Ada kemungkinan China akan menguasai Freeport setelah Perusahaan asal Amerika Serikat ini diterpa segudang masalah yang membuat perusahaan tambang terbesar di dunia ini tidak bisa beroperasi secara normal.

“Muncul pertanyaan di tengah publik apakah Freeport akan berpindah tangan dari AS ke tangan China? Sebagaimana nasib saudara terdekatmya perusahaan PT Newmont Nusa Tenggara yang telah lebih dulu jatuh ke tangan China melalui pinjaman China kepada taipan Indonesia,” kata pengamat politik dan ekonomi, Salamuddin Daeng dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (20/2).

Kata Salamuddin, Freeport dikuasai China sangat mungkin terjadi melalui tangan taipan-taipan Indonesia.

“Tersebar kabar bahwa lingkaran penguasa ESDM, Kementerian Maritim, Kementerian BUMN telah mengatur skenario untuk menyerahkan Freeport kepada China,” ungkap Salamuddin.

Kata Salamuddin, jika ini benar informasi yang menyebutkan Kementerian BUMN menyerahkan Freeport ke China maka berakhir sudah dominasi perusahaan tambang AS di Indonesia.

“Setelah sebelumnya perusahaan perusahaan tambang minyak AS siap meninggalkan Indonesia seiring kejatuhan harga minyak,” papar Salamuddin.

Belakangan ini China memang memperlihatkan kecenderungan yang besar untuk masuk sebagai penguasa ekonomi Indonesia menggantikan supremasi Amerika Serikat.

“Ini telah ditunjukkan oleh penguasaan mereka atas investasi tambang, perkebunan, property dan infrastruktur. Sementara AS melepaskan satu persatu bandul- bandul ekonomi utama yang selama berpuluh puluh tahun mereka kuasai,” jelas Salamuddin.

Kasus Freeport akan menjadi penentu arah kebijakan investasi pemerintahan Jokowi sekaligus penentu siapa sekutu pemerintahan ini.

“Apakah China atau Amerika Serikat? Mengapa penentu? Freeport dan juga seluruh kekayaan Papua merupakan faktor utama yang mewarnai geopolitik global sejak perang dunia II berakhir. Freeport dan Papua menentukan Indonesia berteman dengan siapa? China atau Amerika Serikat,” pungkas Salamuddin.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News