Majelis Ulama Indonesia (MUI) bukan menjadi gudang ilmu karena beberapa anggotanya tidak punya kapasitas ilmu agama.
“Banyak orang awam yang mengira bahwa MUI(Majlis Ulama Indonesia) adalah gudangnya ulama, padahal asumsi itu tidak benar,” kata kader Muda NU, KH Nasrulloh Afandi MA di akun Facebook-nya.
Kata kandidat Doktor Maqasid Syariah di Universitas Al-Qurawiyin, Maroko ini mengatakan, pengurus MUI bukan hanya ulama.
“Sesuai ide awal pendirian MUI adalah untuk menghimpun para ulama, cendikiawan, dan Zu’ama (Lihat ini ada di buku AD/ART/ MUI) daklam MUI (PD/PRT),” ungkap Nasrulloh.
Menurut Nasrulloh, berdirinya MUI, erat kaitannya dengan kepentingan politik Orde Baru kala itu.
“Sebagaimana ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) Dibesut oleh BJ Habibe anak Masnya Suharto yang menghimpun para cendikiawan kala itu. MUI bukan organisasi ulama,” jelas Nasrulloh.
Nasrulloh mengatakan, banyak pengurus MUI, tingkat kabupaten, provinsi hingga pusat bukan dari kalangan ulama.
“Contohnya banyak ditemukan, pengurus MUI(Meski tidak semua) Sejak SD-SLTP-SLTA Negeri yang sangat kurang pendidikan agamanya,” jelas Nasrulloh.