Pidato Megawati Soekarnoputri dalam HUT PDIP Selasa (10/1) menunjukkan Pancasila (lima sila) bukanlah harga mati.
“Pidato Megawati kemarin menunjukkan Pancasila bukanlah harga mati!” ujar pengamat sosial politik Joko Prasetyo kepada suaranasional, Rabu (11/1/2017).
Buktinya, lanjut Joko, oleh Presiden Kelima RI tersebut bisa diperas lagi menjadi Trisila (tiga sila). Dan Trisila bisa diperas lagi menjadi Ekasila (satu sila), yaitu gotong royong.
“Kalau begitu, di mana harga matinya? Wong masih bisa ditawar jadi 3 dan bisa ditawar lagi jadi satu kok,” tegasnya.
Joko juga menyatakan, pernyataan Megawati tersebut bukanlah pernyataan baru, sebelumnya, ayahnya Megawati pun yakni Soekarno, Presiden Pertama RI, mengatakan hal yang serupa. Oleh Soekarno, Pancasila diperas menjadi Trisila yakni Sosio Nasionalisme; Sosio Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Lalu, oleh pendiri (founding father) republik ini ditawarkan menjadi Ekasila yakni: Gotong Royong,” pungkasnya.
Saya jadi teringat pada upacara bendera setiap hari senin. Pembawa acara pasti akan membacakan : Pembacaan Ekasila : dan yang membacakan adalah inspektur upacara. Dan akan membacakan : Ekasila : .Gotong royong. (sudah gitu doang).