Hingga semester I-2017, Batik Air akan menerbangi tujuh kota di Asia Tenggara. Rute yang akan dibidik yakni Shenzhen dan Guangzhou, China, serta Kuala Lumpur-Australia.
“Tahun depan kita akan terbang ke beberapa kota lagi di Asia Tenggara,” Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait, Jumat (23/12).
Batik Air merupakan maskapai di bawah Lion Air Group di mana perusahaan penerbangan ini mempunyai beberapa unit bisnis di antaranya Lion Air, Wings Air, Malindo Air dan menyewakan jet pribadi.
Batik Air akan menerima empat pesawat Airbus 320 hingga Maret 2017. Pesawat itu akan digunakan untuk mengakomodir penerbangan di Asia Tenggara.
Batik Air memiliki tingkat ketepatan waktu penerbangan (on time performance/OTP) mencapai 95 persen pada semester I-2016, tertinggi di antara semua maskapai di Indonesia.
Jumlah keterisian penumpang pesawat mencapai 80 persen, khususnya hari libur. Penumpang Batik Air mencapai 90 ribu orang per tahun dengan pangsa pasar tujuh persen.
Menghadapi libur Natal dan Tahun Baru, maskapai yang dilengkapi dengan in-flight entertainment (IFE) ini menyediakan 36 penerbangan tambahan dengan total kapasitas 7.200 kursi.
Edward mengatakan, penumpang tidak perlu ragu terbang bersama Batik Air. Maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia ini telah mendapat sertifikat IATA Operational Safety Audit (IOSA) sejak November 2016. Dengan sertifikat ini, manajemen keselamatan penerbangan Batik Air telah diakui dunia. Bahkan Batik Air telah keluar dari daftar hitam otoritas penerbangan Eropa.
CEO Batik Air Achmad Luthfie mengatakan, Batik Air telah bekerja keras mendapatkan sertifikat ini. Audit dilakukan tiga bulan dengan seribu lebih item check list yang harus dipenuhi. “Baik dari sisi teknik, keamanan, sudah terpenuhi semua,” ujarnya.
Dengan sertifikat ini, Batik Air telah dinyatakan lulus menjalankan standardisasi keamanan penerbangan internasional. Bahkan Batik Air menjalankan penuh manajemen keamanan yang ditetapkan dunia penerbangan internasional.
“Ini sangat membanggakan karena kalau mau terbang ke luar negeri itu, negara akan menanyakan apakah perusahaan Anda sudah lulus IOSA?” kata dia.
IOSA dirancang untuk mengkaji dan menilai manajemen operasional dan sistem kontrol sebuah maskapai. Audit akan menggunakan lebih dari 900 standar harmonisasi internasional dan praktik yang direkomendasikan.
Kini Batik Air mengoperasikan 37 armada pesawat jenis Boeing 737-900ER dan Airbus A320 CEO. Batik Air telah terbang ke 29 destinasi tujuan regional dan internasional dengan frekuensi 208 penerbangan per hari.