Keberadaan benih pada asal China yang terdapat benih berbahaya menandakan negeri Tirai Bambu itu ingin menghancurkan Indonesia.
“Saat ini China menyerang dari segala arah, dan sumber pangan pun sudah diserang dengan adanya bakteri berbahaya. China itu makar yang sebenarnya bukan aktivis-aktivis yang ditangkap karena menyuarakan kebenaran,” kata Pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Senin (19/12).
Kata Muslim, benih padi asal China yang mengandung bakteri merupakan usaha sistematis negeri Tirai Bambu menghancurkan sektor pertanian. “Padi sudah habis, maka Petani asal China berada di Indonesia dan ini bentuk penjajahan baru. Dan keberadaan petani asal China pun sudah ada di Bogor, itu pun yang ketahuan,” jelas Muslim.
Menurut Muslim, pemerintah harus bertindak tegas dengan cara-cara melakukan penjajahan di Indonesia dengan berbagai cara termasuk sektor pertanian. “Kasus benih padi berbakteri dari China harus jadi perhatian pemerintah karena bisa mengancam kedaulatan bangsa Indonesia,” ungkap Muslim.
Sebelumnya Sejumlah pakar pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) menyebut benih padi hibrida asal Tiongkok yang mengandung bakteri sudah menyebar di pulau Jawa, termasuk persawahan Bogor.
Ketua Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (Faperta-IPB), Dr. Suryo Wiyono, mengatakan benih padi hibrida memang berasal dari program swasembada beras Kementerian Pertanian.
Namun berdasarkan temuan dan kajian lembaga-lembaga terkait, benih padi hibrida dipastikan berbahaya dan rentan merusak hingga mematikan kualitas padi.
“Belum tuntas dengan penyakit pada padi yang lama, kini muncul masalah baru untuk jenis benih padi hibrida. Seperti wereng cokelat. Itu kan menjadi masalah belum selesai. Sementara jenis benih padi hibdrida ini perubahannya sangat cepat sekali. Dalam jangka setahun-dua tahun, sudah membuat produksi padi mandek,” ungkap Suryo, Jumat (16/12) dikutip dari Radar Bogor.
Dia menyebutkan, bakteri yang ditemukan dalam benih padi hibrida itu salah satunya burkholderia glumae. Bakteri ini membuat padi busuk dan tak berisi.
Ini berbanding terbalik dari keterangan resmi Kementerian Pertanian yang menyebut jenis padi hibdrida produksinya lebih tinggi dari benih padi nasional.