Indonesia yang menjadi target penguasaan China dengan mendorong kepentingan-kepentingan negeri Tirai Bambu yang direpresentasikan oleh proxy China di Indonesia baik itu taipan, pengusaha pribumi maupun pejabat untuk mendukung kebijakan OBOR (One Belt One Road) For One China.
Demikian dikatakan peneliti Soekarno Institute For Leadership, Gde Siriana dalam pernyataan kepada intelijen, Kamis (16/12).
Kata Gde, Indonesia kini menjadi salah satu negara mitra strategis di Asia bagi kepentingan ekonomi China melalui kebijakan Jalur Sutera Maritim.
“Tetapi jika melihat apa yang terjadi di Afrika, bahwa apa yang diberikan China di awal dilihat sebagai kebaikan dalam bentuk bantuan pinjaman dan investasi untuk pembangunan Infrastrukur, pada akhirnya Indonesia bukanlah sebagai mitra dagang yang seimbang dan saling menguntungkan,” paparnya.
Kata Gde, bantuan dari China untuk Indonesia lebih menjadi korban atas imperialisme baru negeri Tirai Bambu yang kini telah menjadi negara yang mampu mengimbangi pengaruh dan kekuatan Amerika Serikat.
Menurut Gde, jika kecondongan Indonesia kepada China tidak dikembalikan ke posisi semula dengan alasan pembangunan infrastruktur yang dibiayai China, maka dalam waktu 10-20 tahun ke depan, ekonomi Indonesia dan berbagai aspek kehidupannya akan dikuasai China sepenuhnya.
“Dan pertanda kuat ke arah itu adalah ancaman kudeta Yuan atas Rupiah sebagai simbol kedaulatan ekonomi bangsa Indonesia,” pungkasnya.