Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki (Ahok) yang akan mempolisikan warga yang menolak dirinay saat kampanye membuktikan mantan Bupati Belitung Timur itu memperalat kepolisian.
“Harusnya Ahok Introspeksi bukan menyalahkan warga yang menolak. Warga menolak itu aspirasi. Kalau sampai mempolisikan warga berarti Ahok sudah mengajak perang terhadap warga dan peralat kepolisian,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Jumat (11/11).
Kata Muslim, warga yang menolak Ahok saat kampanye merupakan bagian dari demokrasi yang harus dihormati. “Saya kira penolakan warga akibat kebijakan Ahok yang menyengsarakan rakyat dan saat masih berkantor di Balai Kota pernyataannya sangat menyakitkan bagi rakyat,” papar Muslim.
Muslim mengatakan, selama warga yang menolak Ahok tidak melakukan anarkis merupakan hak warga untuk menyampaikan pendapat. “Justru warga yang menolak Ahok itu dijamin undang-undang dan tidak bisa dipolisikan,” pungkas Muslim.
Ahok meminta agar massa yang menolak kedatangannya selama masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 diproses secara hukum.
“Saya kira massa yang tolak-tolak itu sudah tidak benar, harus segera diproses secara hukum,” kata Basuki di rumahnya, kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Kamis (11/11).
Dalam penolakan yang dilakukan oleh sejumlah massa, pria yang lebih akrab disapa Ahok sehari-hari itu mengaku sering kali melihat anak-anak kecil dan ibu-ibu.
“Saya sering lihat ada anak-anak kecil dan ibu-ibu yang digerakkan untuk ikut tolak-tolak itu. Saya kira yang seperti itu sudah tidak benar. Jadi, harus diproses hukum,” ujar Ahok.