Salahkan Data Intelijen Jumlah Demo 4/11, Jokowi Merasa Benar

Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan (IST)
Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan (IST)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa benar dengan menyalahkan data intelijen jumlah peserta demo 4
November 2016.

“Data peserta demo yang mencapai jutaan itu sudah tersebar melalui whatsapp, tentunya intelijen kepolisian, BIN sudah tahu, tetapi dengan pernyataan Jokowi menyalahkan data intelijen, ia merasa paling benar,” kata pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Rabu (9/11).

Kata Baidhowi, cara komunikasi yang ditunjukkan Jokowi itu sangat tidak benar di hadapan para petinggi Polri. “Padahal Kapolri sudah mengantisipasi dan tahu jumlah demonstran. Pernyataan Jokowi menyakitkan bagi jajaran kapolri dan BIN,” ungkap Baidhowi.

Menurut Baidhowi, permasalahan bukan data intelijen yang disalahkan Jokowi sehingga munculkan kerusuhan di depan Istana tetapi presiden yang kabur saat terjadi unjuk rasa. “Harusnya Jokowi instropeksi, masalahnya bukan data intelijen, tapi Jokowi sendiri,” ungkap Baidhowi.

Baidhowi mengatakan, gaya komunikasi Jokowi dan Ahok sangat mirip merasa paling benar dan menyalahkan pihak lain. “Jokowi dan Ahok itu merasa benar dan selalu menyalahkan pihak lain dan mencari kambing
hitam,” pungkas Baidhowi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyalahkan data intelijen peserta demo 4 November 2016. “Perkiraan kalkulasi (jumlah demonstran) harus didetailkan lagi,” ujar Presiden Jokowi saat membuka acara pengarahan terhadap Mabes Polri di gedung Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (8/11).

Presiden Jokowi mengatakan, sebelum demo, diestimasikan jumlah demonstran akan berada di kisaran 18 ribu orang. Namun kenyataan di lapangan pada hari demonstrasi, angka itu naik menjadi 30 ribu lebih demonstran.

Hal itu membuat aparat kepolisian yang berjaga di sekitar Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, kewalahan. Sebab, jumlah aparat yang dikerahkan hanya 16 ribu, tak jauh dari angka estimasi jumlah demonstran, yaitu 18 ribu.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News