Aparat kepolisian yang membubarkan demonstrasi 4 November 2016 di depan Istana dan berujung kisruh dengan cara menyusupkan provokator.
“Untuk bubarkan aksi tidak jarang dengan strategi susupkan provokator,” kata Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya di akun Twitter-nya @HaritsAbuUlya.
Kata Harits, cara polisi untuk membubarkan demonstrasi dengan memanaskan situasi. “Dengan begitu aparat punya dalih untuk represif bubarkan,” jelas Harits.
Selain itu, ia mengkritisi foto Ahok bersama tim sukses melihat demo yang sengaja disebarkan melalui media sosial. “Foto Ahok cs sengaja diunggah di medsos, nonton demo dari rumah. jika punya teposeliro tidak akan unggah kecuali niatnya ngledek para demonstran,” pungkas Harits.
Aparat kepolisian menembaki pengunjuk rasa dengan gas air mata dan diduga ada peluru karet di depan Istana, Jumat (4/11).
Petugas kepolisian sempat memukul mundur pedemo sebelum massa kembali meringsek maju.
Sementara di barisan belakang petugas, terlihat petugas TNI dari satuan Marinir tampak bersiap-siap.