Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke Istana terlebih dulu sebelum ke Bareskrim ingin menunjukkan kepada aparat kepolisian bahwa dirinya sangat dekat dengan Presiden Jokowi dan tidak bisa seenaknya memasukkan penjara.
Demikian dikatakan aktivis politik Rahman Simatupang kepada suaranasional, Selasa (25/10). “Ahok sudah memberikan pesan ke kepolisian tidak bisa semaunya memenjarakan seorang Gubernur DKI Jakarta yang dekat dengan Istana dan Presiden Jokowi,” ungkap Rahman.
BACA JUGA:
- Terbongkar Menangkan Ahok, Survei SMRC Salah Secara Metodologi Ilmiah
- Aktivis Malari 74: Demo di Berbagai Daerah, Bukti Rakyat Makin tak Percaya Rezim Jokowi
Kata Rahman, Ahok juga ingin memperlihatkan ke publik bahwa dirinya sosok yang kuat karena mendapat perlindungan Istana dan Presiden Jokowi. “Pesan ke lawan-lawan politik termasuk kelompok Anti Ahok untuk tidak bisa berbuat semaunya termasuk memenjarakan termasuk menggulingkan karena Ahok dekat penguasa,” papar Rahman.
Menurut Rahman, gaya komunikasi Ahok itu bukan sosok yang mau kalah tetapi menyerang dan menakuti lawan politik. “Lihat saja pernyataan-pernyataan selama ini selalu menyerang dan merasa menang sendiri,” ungkap Rahman.
Ahok bertandang ke kompleks Istana Kepresidenan. Dari istana, Ahok langsung menuju kantor Bareskrim sementara di gedung KKP.
Ahok tiba di gedung Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), Jl Medan Merdeka Timur, pukul 10.17 WIB, Senin (23/10/2016).
Setelah turun dari mobil Ahok langsung menuju ke ruang pemeriksaan menggunakan lift. Dia didampingi petugas dari Bareskrim.
“Kasus Pulau Seribu, Surat Al Maidah,” kata Ahok mengenai maksud kedatangannya ke Bareskrim.