Kasus suap Rp 100 juta yang diduga melibatkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman menggunakan operasi intelijen dengan tujuan mengaburkan kasus besar seperti penabrakan hukum reklamasi di Teluk Jakarta.
“Kasus suap yang melibatkan Irman Gusman bagian operasi intelijen dengan tujuan mengaburkan kasus penabrakan hukum reklamasi di Teluk Jakarta,” kata pengamat politik Ahmad Baudhowi kepada suaranasional, Ahad (18/9).
Kata Baidhowi, komisioner KPK Saut Sitomorang itu dulunya kerja di Badan Intelijen Negara (BIN) dan mantan anak buah Luhut Panjaitan di Menkopolhukam. “Publik perlu diingatkan Saut Sitomorang itu “orangnya”Luhut,” kata Baidhowi.
Menurut Baidhowi, dalam operasi intelijen itu sengaja dirancang dengan penyusupan di perusahaan importir gula di Sumatera Barat yang menemui Irman Gusman. “Tentunya operasi ini sangat rapi dengan melibatkan orang ketiga tanpa ketahuan pihak manapun kecuali yang menjalankan operasi tersebut,” jelas Baidhowi.
BACA JUGA:
Kata Baidhowi, Direktur Utama CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutan yang memberikan suap ke Irman Gusman merupakan terpidana yang sedang menjalani sidang dalam kasus suap kepada Jaksa Farizal di Padang.
“Ini juga aneh seorang terpidana yang sedang menjalani sidang bisa keluar dari tahanan dan menyuap Irman Gusman. Kalau orang terpidana dan menjalani sidang harusnya berada di penjara,” papar Baidhowi.
Menurut Baidhowi bisa jadi Xaveriandy Sutan dimainkan intelijen untuk pembusukan terhada Irman Gusman dengan tujuan menghilangkan kasus besar besar di Indonesia.
Setiap kejadian apa pun, bisa di arti kan ‘ini atau itu’, tergantung siapa yang menilai dan apa keperluan nya.
Hanya Allah yang pasti.