Survei Populi Center yang menyebutkan 76,6 persen warga Jakarta puas atas kinerja Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menandakan lembaga survei itu tidak layak dipercaya.
“Metode surveinya betul, tapi sudah disetting. Kalau bahasa dalam dunia jurnalistik itu ada framing atau bingkai yang ditampilkan,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Rabu (31/8).
Kata Muslim, publik perlu tahu, di lembaga survei Populi Center itu ada Sunny Tanuwidjaja yang pernah menjadi staf khusus Ahok.
“Pastinya ada kepentingan dengan hasil survei itu. Dalam survei itu boleh salah, tapi tidak bisa berbohong. Kalau dilihat survei Populi Center benar secara metodologi, tapi ada kepentingan terlebih lagi di saat Ahok mendapat serangan masalah banjir,” ungkap Muslim.
Muslim mengatakan, dalam survei Populi Center juga menyebutkan elektabilitas Ahok mencapai 46,8 persen mengalahkan Tri Rismaharini yang hanya mencapai 16,5 persen. “Ini sangat tendensius. Risma itu elektabilitasnya tinggi,” pungkas Muslim.
Dalam survei yang dirilis Populi Center elektabilitas Ahok mencapai 46,8 persen. Disusul oleh Risma yang hanya mencapai 16,5 persen. Posisi ketiga ditempati Sandiaga Uno sebesar 7,5 persen.
Selain itu, Populi Center mendapati bahwa 76,4 persen masyarakat Jakarta merasa puas dengan kinerja Pemprov DKI dalam kurun waktu setahun terakhir.