Tim Sukses Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melakukan politisasi agama dengan mengadakan acara khataman Al Quran dan manaqib Syaikh Abdul Qodir Al Jilani.
“Ritual agama hanya dipakai untuk menarik simpati umat Islam saat dan menjelang Pilkada itu namanya politisasi agama,” kata pemikir Islam Muhammad Ibnu Masduki kepada suaranasional, Jumat (26/8).
Kata Ibnu Masduki, politisasi agama khususnya terhadap Islam sangat bertentangan dengan sikap Ahok yang berupaya memisahkan agama dan negara. “Kalau Ahok mau konsisten, acara khataman Al Quran itu ditolak saja, nantinya acara istiqoshah untuk kemenangan Ahok, ini jelas menjual agama,” ungkap Ibnu Masduki.
Ibnu Masduki mengatakan, umat Islam itu bisa diistilah hanya tukang dorong mobil. “Kalau mobilnya sudah jalan dalam arti Ahok sudah berkuasa, maka akan ditinggalkan begitu saja,” pungkas Ibnu Masduki.
Ibnu Masduki, para pendukung Ahok nantinya akan berubah dengan mengatakan, acara keagamaan ini menunjukkan hubungan harmonis antara agama dan negara. “Padahal sebelum pilkada, para pendukung Ahok banyak menistakan agama, agama dianggap menghambat kemajuan,” jelas Ibnu Masduki.
Ketua Tim Pemenangan Ahok, Nusron Wahid memimpin langsung khataman Alquran dan pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani yang diikuti puluhan orang.
“Ini dari upaya kita memohon ridha Allah SWT agar pemanfaatan rumah ini berkah,” kata Nusron Wahid saat menyampaikan sambutan singkatnya, di Rumah Lembang, Jakarta Pusat. Hal tersebut disampaikan dalam siaran pers, Kamis (25/8/2016).
Nusron menjelaskan, tradisi khataman Alquran dan manaqib sudah melekat di kalangan masyarakat muslim Indonesia. Itu juga yang dilakukan Nusron ketika mengawali tugas beratnya mendapat amanah sebagai ketua tim pemenangan Ahok di Pilkada DKI Jakarta nanti.