Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin mempercepat UU Dwi Kewarganegaraan sangat berbahaya karena punya kepentingan terhadap China, Yahudi dan AS.
“Yang mendukung faham ini terutama China dan Israel/yahudi agar “orang-orangnya” yang tersebar di seluruh dunia (diaspora) dapat menjadi Warga negara ditempat/negara mereka tinggal,” kata mantan Menteri Keuangan era Presiden Soeharto Fuad Bawazier dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (16/8).
Kata Fuad, dengan adanya dwi kewarganegaraan tersebut warga negara China, Israel sehingga tetap bisa bermanfaat atau berbakti pada negara induknya.
“Dan faham dwi-kewarganegaraan seperti ini tidak cocok dengan Indonesia. Dapat dimengerti kalau Amerika Serikat menganut faham dwi-kewarganegaraan karena banyak dan kuatnya (lobby) orang Yahudi di Amerika Serikat,” ungkap Fuad.
Fuad meminta semua pihak untuk mewaspadai upaya dari berbagai kelompok yang ingin menjadikan Indonesia berfaham dwi kewarganegaraan dengan melahirkan RUU dwi kewarganegaraan,” jelas Fuad.
“Kewaspadaan ini penting mengingat lobby atau duit mereka biasanya “kenceng”, -mampu mengalir sampai jauh,” pungkas Fuad.
Presiden Jokowi berjanji akan mendorong pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Dwi Kewarganegaraan bagi anak hasil perkawinan campur. Hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu masyarakat dan diaspora Indonesia di Wisma Tilden Washington DC, Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
“(Pertanyaan) Bu Hani dari Philadelphia biar dijawab Bu Menteri Luar Negeri. Karena ke mana pun kita ditanyakan itu, kalau saya akan dorong agar itu cepat diselesaikan,” kata Presiden Jokowi menjawab pertanyaan tentang dwi kewarganegaraan tersebut.