Ada dugaan bisnis narkoba yang melibatkan mantan petinggi Badan Intelijen Strategis (BAIS) dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Harusnya beberapa mantan petinggi kedua institusi itu saling terbuka.
“Pengakuan Freddy Budiman melalui Haris Azhar dan ditindaklanjuti mantan Kabais Soleman B. Ponto mengindikasikan ada keterlibatan mantan petinggi BNN dan Bais yang terlibat dalam bisnis narkoba,” kata pengamat politik Muhammad Huda dalam keterangan kepada suaranasional, Selasa (9/8).
Kata Huda, saat Soleman Ponto menjabat Kabais, Kepala BNN dijabat oleh Gories Mere. “Lebih baik Gorie Mere juga terbuka akan pengakuan Soleman Ponto,” ungkap Huda.
Huda mengatakan, dalam diskusi di Warung Daun (8/6) mantan Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal (Purn) Benny Mamoto mengungkapkan, pernah ada pengiriman narkoba ditujukan ke alamat Primkop Kalta BAIS TNI di Jalan Kalibata, Jakarta Pusat.
“Harusnya Soleman Ponto juga harus mengungkap mantan petinggi Bais yang bermain dalam bisnis narkoba ini. Ini harus buka-bukaan,” papar Huda.
Huda mengatakan, yang dikorbankan dalam kasus narkoba hanya anggota TNI berpangkat kecil seperti Sersan Mayor Supriyadi. “Padahal tidak mungkin sersan mayor menjalankan kegiatan ini tanpa ada perintah dari atasan,” jelas Huda.