Kerusuhan di Tanjungbalai, Sumatera Utara disebabkan faktor arogansi etnis China terhadap warga pribumi.
“Pembakaran Vihara di Tanjungbalai, selalu terjadi karena dipicu oleh perilaku etnis China yang arogan, tidak adaptif dan menguasai dunia usaha menengah atas, termasuk properti,” kata mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen (Purn) Suryo Prabowo di akun Facebook-nya.
BACA JUGA:
- Prabowo Sebut Banyak Pejabat RI Jadi Pengkhianat, Antek China dan AS
- Dokter Asal Amerika Ini Nilai Ahok dan Pendukungnya Alami Masalah di Otak
Kata Prabowo, berdasarkan sejarah kerusuhan yang melibatkan etnis keturunan China karena faktor arogansi.
“Kita juga bisa tau, bahwa sejak Geger Pecinan tahun 1740, yang mengakibatkan 10 ribuan etnis Cina tewas, peristiwa kerusuhan Mei 1998 s.d. pembakaran Vihara di Tanjungbalai,” paparnya.
Kata Prabowo, ideologi Pancasila sudah tergusur, politiknya liberal dan liar, ekonominya neolib. Sandang, pangan, dan papan impor dari luar. Budaya asing dari Arab, Barat, Cina, Korea dan India lebih dihargai dari budaya asli.
“Budaya dan pemukiman pribumi semakin terpinggirkan, sehingga pribumi menjadi asing di negerinya sendiri,” papar Prabowo.
Selain itu, ia mengatakan, hampir seluruh pemberontakan dan sparatisme (bersenjata atau tidak) yang terjadi di Indonesia didukung oleh negara asing/barat (langsung atau tidak), dan sekarang ini bisa kita lihat hampir seluruh pengelolaan energi dan SDA, sudah dikuasai asing.