Saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempunyai profesi baru sebagai advokat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Ahad (24/7).
“Namanya pertemanan, apalagi pernah satu sekoci di DKI, pastilah ada perasaan bela kawan itu pasti akan dilakukan, apalagi itu menyangkut kepentingan menyelamat kan kawan di saat dalam keadaan yang sangat berbahaya mengancam nyawa dan Keselamatan. Teman yang baik pasti akan melakukan apa saja demi keselamatan temannya itu,” kata Muslim.
Kata Muslim pernyataan Presiden Jokowi melarang polisi dan jaksa mempidanakan kebijakan kepala daerah. Sehingga sebagian orang menafsirkan Jokowi sedang melakukan advokasi atau pembelaan terhadap Ahok, mengingat mantan Bupati Belitung Timur itu sangat sering diberitakan namanya terkait dengan sejumlah kasus.
“Katakanlah kasus BMW, UPS, Sumber Waras, Reklamasi Teluk Jakarta, belakangan Kasus Tanah Cengkareng, Jakarta Barat. Penafsiran sebahagian orang itu bukan ngawur, karena di dapatkan bukti-bukti dan fakta-fakta,” ungkapnya.
Muslim mengatakan, sebelum muncul pelarangan kepada jaksa dan polisi mempidanakan kebijakan kepala daerah itu, nama Istana sudah sering Kali disebut dalam Kasus Sumber Waras yang sedang diusut KPK. Sehingga penyebutan Istana dalam Kasus-kasus yang membalut Ahok, tidak asing dan aneh lagi.
“Dan lebih aneh lagi Jokowi sebagai penghuni Istana tidak membantah, maka publik anggap pembelaan atau advokasi itu benar adanya,” jelas Muslim.
Lanjut Muslim, persoalan yang menjadi tanda tanya besar adalah, ada apa antara Jokowi dan Ahok sehingga Jokowi mau lakukan apa saja untuk selamatkan Ahok?
“Apakah Ahok pegang Kartu Truf Jokowi, sehingga Jokowi sangat ketakutan, sehingga kalau Ahok berteriak, maka Jokowi akan kelimpungan? Ini pertanyaan sederhana dan datar’datar saja. Siapa pun pasti dan boleh menanyakan itu, kalau mencermati hubungan spesial antara mantan Walikota Solo dan Mantan Bupati Belitung Timur itu,” pungkas Muslim.