Sore , Senin 20 Juni 2016 Ahok berencana hadir pada acara Buka Puasa Bersama di Masjid At-Taqwa RW. 04 Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, serta Pondok Pesantren Khoirul Ummah pimpinan KH. Oman Syahroni, di Jalan Kapuk Muara RT. 06 RW. 05, Kelurahan Kapuk Muara Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Namun sejak siang hari warga masyarakat Kapuk Muara Penjaringan dan sekitarnya, bahkan anggota ormas-ormas Islam di wilayah tersebut sudah berkumpul dan berjaga-jaga di sekitar Masjid At-Taqwa begitu mengetahui Ahok akan datang.
Mereka menolak kedatangan Ahok di Kampung mereka dan bertekad akan mengusir Ahok, sang penguasa dzalim dan korup yang telah menggusur Kampung Luar Batang. Yang di tengah kemuliaan Bulan Suci Ramadhan justru ingin memanfaatkan Masjid At-Taqwa sebagai ajang kampanye dan pencitraan.
Penolakan warga atas kedatangan Ahok ini adalah yang ketiga kali dalam enam hari terakhir di Jakarta. Sebelumnya Ahok juga dihadang oleh warga masyarakat setempat sehingga gagal hadir pada acara Buka Puasa Bersama di Masjid Al-Inayah, Komplek Merpati, Kelurahan Pegadungan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, hari Rabu 15 Juni 2016.
Ahok juga terpaksa membatalkan kehadirannya pada acara serupa dua hari kemudian di Masjid Nurul Falah, Jalan Tanjung Duren Pasar Kopro Grogol Petamburan Jakarta Barat, Jum’at 17 Juni 2016 karena dihadang warga masyarakat. Bahkan di wilayah ini warga berjaga-jaga sampai malam seusai Sholat Tarawih untuk mengantisipasi rencana kedatangan Ahok.
Namun berbeda dengan rencana kedatangan Ahok di Masjid Al-Inayah dan Masjid Nurul Hidayah sebelumnya, untuk acara di Masjid At-Taqwa kali ini Ahok mengerahkan Polisi dan Satpol PP secara besar-besaran untuk mengawal dan mengamankan kedatangannya. Mereka kurang lebih berjumlah 100 orang, komplit perlengkapannya dan ada mobil pemadam kebakaran pula.
Namun sungguhpun demikian, tidak satu centimeter pun warga masyarakat Muara Baru Penjaringan mundur. Melihat pasukan pengawalan Ahok yang jumlahnya begitu besar, bukannya takut warga justru makin merasa ditantang dan malah semakin berani lagi.
Sejak siang hari warga Muara Baru Penjaringan sudah berkumpul dan bersiaga, siap mengusir Ahok apabila berani menginjakkan kakinya di wilayah mereka. Dan pada sore hari menjelang Maghrib, warga sempat bersitegang dan hampir bentrok dengan para Polisi dan aparat Satpol PP yang ditugaskan untuk mengawal Ahok.
Ditengah kemarahan ratusan warga yang ingin mempertanyakan siapa sebetulnya yang mengundang Ahok dan memasang spanduk undangan, maka dilakukan mediasi antara masyarakat, Lurah dengan Kyai di wilayah tersebut.
Dicecar warga, dikabarkan pak Kyai beralasan dia justru menolak Ahok dan tidak pernah mengundang Ahok, melainkan yang mengundang Ahok adalah Lurah setempat. Sempat terjadi saling tuding, tidak ada yang berani mengakui siapa sebetulnya yang mengundang Ahok.
Namun bagi warga itu tidak terlalu penting lagi. Yang penting bagi mereka adalah Ahok tidak jadi datang dan menginjak-injak Masjid At-Taqwa. Sehingga kesucian Bulan Ramadhan di wilayah mereka tetap terjaga.
Warga Jakarta memang sudah tau strategi propaganda Ahok, yang sedang mentargetkan untuk tebar pesona dan berfoto-foto selfie bersama umat Islam di berbagai masjid di seluruh Jakarta.
Untuk kemudian foto-foto tersebut akan disebar oleh tim propagandanya di berbagai media sosial dengan diberi judul: “inilah foto Ahok bersama ribuan muslim pendukungnya di Masjid”.
Pada akhirnya, sama seperti di dua lokasi sebelumnya, Ahok kembali tidak berani hadir di Masjid At-Taqwa, walaupun sudah dipersiapkan sekitar 100 orang anggota polisi dan Satpol PP bersenjata lengkap yang siap mengawalnya.
Ahok terbukti seorang pengecut. Ahok sudah ketakutan duluan, sehingga akhirnya membatalkan kehadirannya. Ahok telah membuktikan bahwa nyalinya ternyata jauh lebih kecil dari ancamannya.