Nama Sunny Tanuwidjaja sedang mencuat di pusaran kasus megaproyek Reklamasi Teluk Jakarta terkait dengan suap pengesahan Raperda Zonasi dan Raperda Pesisir. Dua Raperda yang menjadi ‘karpet merah’ bagi proyek reklamasi Teluk Jakarta. Adalah M Sanusi (tersangka) yang mencuatkan nama Sunny, lewat kuasa hukumnya Krisna Murti. Sunny disebut sebagai penghubung antara Sanusi dengan Presdir PT Agung Podomoro Land (APL) Ariesman Widjaja (tersangka).
Dapat tudingan itu, Ahok langsung gerak cepat keluarkan bantahan. Diakui Ahok, Sunny hanya magang di Balai Kota lantaran sedang proses penyelesaian disertasi untuk memperoleh gelar S3. “Sunny itu tidak beda dengan anak magang,” begitu kata Ahok di Balai Kota DKI, Selasa (5/4).
Wartawan yang ‘mangkal’ di Balai Kota DKI sejak jaman Ahok masih menjadi Wakil Gubernur tentu sudah tidak asing dengan wajah Sunny. Pria berkacamata yang kerap bolak-balik keluar masuk ruangan Ahok, namun belum diketahui sebagai apa saat itu.
Berdasarkan penelusuran aktual.com sosok Sunny yang disebut Ahok sebagai ‘anak magang’ bukan orang biasa. Ia punya jaringan kalangan elit dan pengusaha kelas kakap.
Sunny yang merupakan mahasiswa doktoral di Department of Political Science, Northern Illinois University, tercatat sebagai peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta. Peneliti di Departemen Politik dan Hubungan Internasional di lembaga yang salah satu pendirinya adalah Sofyan Wanandi.
Sofyan sendiri kerap disebut-sebut terkait erat dengan lingkaran ‘9 Taipan’ atau dikenal juga dengan sebutan ‘9 Naga’. Kumpulan pengusaha kelas kakap di Indonesia yang kembali mencuat di kasus suap reklamasi Teluk Jakarta. Yang di dalamnya disebut-sebut antara lain ada bos Agung Sedayu Group (ASG) Sugianto Kusuma alias Aguan. Anak perusahaan dari Agung Sedayu yakni PT Kapuk Naga Indah, diketahui sudah mendapat izin reklamasi, selain PT Muara Wisesa Samudera anak perusahaan dari PT Agung Podomoro Land (APL) yang presdir-nya sudah jadi tersangka.
Mengenai sepak terjang Sofyan yang merupakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini, pernah diungkap mantan Menteri Koordinator Ekonomi jaman Presiden Megawati Soekarnoputri, Kwik Kwan Gie saat berbicara di sebuah televisi swasta pada 21 Oktober 2014.
Saat itu Kwik menyoroti peran Sofyan di belakang Pemerintahan Jokowi-JK. Kwik menyebut Sofyan bisa mendikte Jokowi. “Kabar ini menyebar sangat luas,” ujar Kwik saat itu. Dalam tulisannya yang dimuat di Kompas, (10/2) tahun 2014, Kwik juga melontarkan kewaspadaan terhadap para ‘cukong’ penguasa media.
Ditulis Kwik: “Agar jualan mereka laku, sanjungan terhadap orang yang dijadikan target bisa dilakukan dalam bentuk semacam kampanye oleh media massanya. Dengan menyanjung secara gegap gempita setiap hari, televisi atau korannya diminati banyak orang. Ini saja sudah memberi keuntungan bagi sang cukong. Namun, dengan menyanjung orang yang berpotensi jadi penguasa melalui media yang dimilikinya, sang cukong menanam budi pada yang bersangkutan tanpa mengeluarkan uang yang, pada waktunya nanti, akan dimanfaatkan.”
Sunny juga diinformasikan merupakan cucu dari Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group di tahun 1962. Perusahaan raksasa yang disebut merupakan salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia yang memiliki banyak anak usaha seperti Asia Pulp & Paper dan produsen minyak sawit PT SMART Tbk. Namun informasi ini masih perlu diklarifikasi kepada yang bersangkutan.
Ahok sendiri pernah mengungkapkan soal anak magang dari keluarga pengembang, meski tidak menyebut nama Sunny. Dia hanya mengatakan kalau banyak ‘anak magang’ di Balai Kota DKI yang merupakan anggota keluarga pengembang.
Ahok hanya menyebut Melvany Kasih, putri Presiden Direktur Bank Artha Graha (berafiliasi dengan Artha Graha Group), Andy Kasih yang menjadi staff khusus Gubernur.
Sedangkan pengembang yang ‘menitipkan’ anaknya untuk magang seperti penuturan Ahok yakni: anak General Manager (GM) Sinarmas Land dan anak CEO Lippo Group Roy Tirtadji. Ahok mengucapkan itu Oktober 2015. Ada 25 anak magang di periode itu untuk program magang yang disebutnya berjalan selama tiga bulan dan sudah mulai sejak 28 September. Sedangkan Sunny, terpantau berada di Balai Kota DKI sejak Ahok masih menjadi Wagub.