Dokter Ini tak Pasang Tarif dan Rajin Shalat Jamaah

Prof. Dr. Aznan Lelo Ph.D, Sp.FK. (IST)
Prof. Dr. Aznan Lelo Ph.D, Sp.FK. (IST)

Saat ini ada seorang dokter di Medan, Sumatera Utara yang tidak mau dibayar. Ia hanya mau dibayar secara ikhlas. Dokter tersebut bernama Aznan Lelo.

Sehari-hari Aznan merupakan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) sehingga bergelar Profesor.

Aznan mendapat gelar Phd atau doktor dari Universitas Flinders, Australia.

Di kalangan fakultas, Prof. Aznan terkenal sangat bersehaja dan sangat membantu sesama. Ia juga terkenal dengan mengisi pengajian dan rajin shalat berjamaah.

Praktik

Dokter Aznan biasanya praktik buka pukul 17.00 WIB. Ada pasien yang datang dan mendaftar sejak siang kemudian pergi, banyak pula yang datang langsung mendaftar dan menunggu giliran. Ruang tunggu yang juga bagian dari garasi itu kadang dipenuhi pasien, sesuai giliran mereka masuk ke ruang praktik berukuran minimalis.

Di meja registrasi di ujung garasi itu disediakan amplop-amplop putih bergaris putih biru-merah. Pasien yang sudah sering datang tahu cara dan jumlah pengisian amplop untuk tarif “ikhlas hati” itu.

Amplop yang sudah diisi dibawa masuk ke ruang praktik saat diperiksa, dan seusai pemeriksaan ditinggal di meja dokter Aznan. Bagi yang belum tahu dan menanyakan biaya, ada kalanya kena semprot kegusaran dan ketersinggungan Pak Dokter.

Kadang dokter Aznan memberikan obat hasil racikannya sendiri, kadang pula menuliskan resep. Obat-obat yang dipilihnya pun generik, bisa diperoleh di banyak apotek dengan harga terjangkau.

Ia mengakui praktik dokter dibayar ikhlas untuk mencari keberkahan dalam hidupnya dengan membantu sesama manusia.

Aznan mengatakan pernah mendapatkan pesan dari seorang ulama bahwa seorang profesi dokter itu tidak boleh memasang tarif. Kata Aznan, selain dokter, pengacara dan guru juga tidak boleh memasang tarif.

Walaupun tidak memasang tarif, Aznan berhasil menyekolahkan anak-anak hingga sarjana. “kan bingung juga kau, kok bisa hidup dokter, punya isteri, anak sarjana semua, dua orang jadi dokter dan satu sarjana hukum,” pungkas Aznan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News