Kalau harian Kompas menyebut citra Presiden naik menandakan mantan Wali Kota Solo berhasil meningkatkan akting dan pencitraan di depan rakyat.
“Survei itu membuktikan bukan hasil kinerja tetapi citranya, menandakan Jokowi cocok mendapatkan Piala Citra dan aktingnya membuat rakyat terpana,” kata aktivis politik Ahmad Lubis kepada suaranasional, Selasa (16/3).
Kata Lubis, selama ini kinerja Jokowi hanya mengandalkan citra termasuk memamerkan kepada wartawan asing. “Buat apa dipamerkan, berbagai proyek itu hanya abal-abal dan hasil hutang dari negara lain,” papar Lubis.
Lubis mengatakan, Jokowi yang selalu pencitraan terbukti selalu di depan wartawan padahal punya juru bicara Johan Budi. “Kayaknya Johan Budi tidak difungsikan, justru Jokowi yang ingin selalu tampil di media. Ini juga mengindikasikan Johan diangkat jadi Jubir hanya balas budi,” papar Lubis.
Lubis juga menilai Jokowi khawatir jika popularitas dan pencitraannya kalah sama Johan Budi. “Bisa jadi kalau Johan Budi tampil terus Jokowi bisa tergeser. Saat di KPK, Johan itu identik dengan Jubir dan tugasnya sangat jelas. sekarang ini Jokowi ngak mau kalah sama dengan jubirnya,” pungkas Lubis.
Dalam survei Kompas seperti dikutip Harian Kompas, Senin (15/2/2016). Sejak periode pertama survei evaluasi Kinerja Pemerintahan pada Januari 2015 hingga periode kelima pada Januari 2016, citra Presiden Jokowi terbilang tinggi.
Bahkan, hasil survei terakhir menunjukkan, citra Presiden di mata publik meningkat cukup drastis.
Survei dalam rangka evaluasi lima belas bulan pemerintahan ini mencatat, sebanyak 84,4 persen responden menyatakan citra Presiden Jokowi baik. Angka itu naik hampir 11 persen dibandingkan Oktober 2015. Tak hanya sosok Presiden, penilaian publik terhadap citra pemerintah secara umum pun meningkat.