Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang lebih dulu menyebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) daripada Wapres Jusuf Kalla (JK) mantan Wali Kota Solo itu menandakan ingin berpasangan dengan mantan Bupati Belitung Timur di Pilpres 2019.
Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (11/1). “Jokowi lebih cocok dengan Ahok daripada dengan JK. Dan hal itu diungkapkan di depan umum,” ungkap Muslim.
Kata Muslim, Ahok yang mendapat tanggapan positif kader PDIP di Rakernas menandakan partai berlambang Banteng Moncong Putih akan mengusung di Pilkada DKI 2017. “Banyak kader yang minta selfie itu sebagai isyarat Ahok bisa diterima di komunitas PDIP,” papar Muslim.
Selain itu, pernyataan Jokowi itu semakin menegaskan hubungan yang tidak harmonis dengan JK. “JK tidak selincah sewaktu berpasangan dengan SBY. Di pemerintahan harus berhadapan dengan Luhut,” papar Muslim.
Sebelumnya Presiden Jokowi lebih dulu menyebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) daripada Wakil Presiden (JK) dalam pembukaan Rakernas PDIP, Minggu (10/1).
“Yang saya hormati, kawan baik saya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat,” kata Jokowi yang disambut tepuk tangan meriah para kader.
“Kalau lupa lagi, dimarahi saya,” kata Jokowi yang disambut gelak tawa.
Basuki pun terlihat berdiri dan membungkukkan badannya. Kemudian, baru Jokowi menyapa Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Ini saya bisa dimarahi lagi. Yang terhormat Wakil Presiden Republik Indonesia, sama partner setiap hari malah saya lupa, Bapak Haji Jusuf Kalla,” kata Jokowi, yang kembali disertai tepuk tangan para kader.