VP Human Capital & Procurement Telkomcel, Anak Perusahaan Telkom Group, Nizar Hamid merupakan penghafal Al Quran 30 juz.
Telkomcel, anak perusahaan Telkom Group untuk bisnis internasional khusus negara Timor Leste.
Ia mengawali tekadnya untuk menjadi hafidz Al Quran dengan membangun motivasi-motivasi internal.
“Ketika umroh (Alhamdulillah mendapat umroh dari perusahaan) saya berdo’a agar dijadikan Allah orang yang menghafal Alquran,” terangnya.
Ia berusaha tidak mengingkari nikmat Allah yang begitu banyak, berazam untuk tidak bemaksiat (menghambur-hambur waktu, suka marah kepada istri, dan sebagainya).
Di usia 36 tahun, ia mulai mengikuti program tahsin Al Quran. Selesai tahsin ia mulai menghafal secara mandiri. Alhamdulillah, 8 juz mampu dihafalnya tanpa kehadiran seorang guru.
Namun setelah itu menambah hafalan dirasakannya berat jika tanpa guru. Akhirnya, ia memutuskan untuk menyetor hafalan di Masjid Habiburrahman PT. Dirgantara Indonesia Bandung, asuhan Ustaz Abdul Azis Abdur Rouf, Lc., Al Hafidz.
Tekad Nizar untuk menghafal 30 juz memang sangat kuat. Ini bisa kita cermati dari kiat-kiatnya dalam menyelesaikan target. Ia atur ”jadwal hidup” dengan ekstrim. Bangun pukul 12 malam setiap hari, sampai shubuh ia menghafal dan mengulang hafalan.
Menurutnya alokasi waktu yang paling mudah dikurangi adalah waktu tidur, meski resikonya bulan-bulan pertama ia mengantuk pada siang harinya.
Namun setelah terbiasa semua bisa teratasi. Ia memanfaatkan waktu-waktu tunggu untuk menghafal dan mengulang hafalan. Menunggu rapat dimulai, menunggu lampu hijau menyala, macet, dan break kerja adalah waktu yang tidak terlewatkan kecuali untuk Al Quran. “Daripada ngobrol nggak jelas, lebih baik untuk menghafal,” jelasnya.
Nizar sadar betul, bahwa Al Quran milik Allah, hanya diberikan kepada orang yang dicintai-Nya. Karenanya selama menghafal ia berupaya meningkatkan amal-amal shalih.
Shalat fardhu tidak terlambat meski hanya terlambat takbiratul ihram. Shalat sunah tahajjud, rawatib, puasa sunah, menjaga perut karena rawan dan berpengaruh terhadap penyakit ”ngantuk”, memastikan makanan, berinfaq, dan memperbanyak do’a.
“Jangan gunakan kata ‘tapi’ dalam membangun motivasi. Saya ingin menghafal Al Quran, tapi kan saya sibuk! Tapi kan saya sudah 60 th, tapi kan saya harus berinteraksi intensif dengan anak, tapi kan …, tapi kan …, tapi kan … . Hilangkan ‘tapi’ ganti dengan YAKIN, YAKIN, dan YAKIN,” papar Nizar.
“Konsentrasilah pada AKSI, jangan konsentrasi pada hasil dan jangan memikirkan kendala,” lanjutnya.
Subhanallah, ternyata sesibuk apapun kita bisa hafal Al Quran.