Para guru yang tergabung dalam anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyoraki Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menandakan pendidik itu tahu kapasitas intelektual putri Megawati Soekarnoputri itu.
Demikian dikatakan pengamat politik Muhammad Huda dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (14/12). “Anggota PGRI itu mengikuti perkembangan politik dan mereka itu membaca berita tentunya tahu kapasitas yang dipiliki Puan Maharani,” jelas Huda.
Kata Huda, kejadian tersebut makin menurunkan derajat Puan Maharani di hadapan rakyat. “Walaupun di lingkungan Istana, Puan masih dihormati, tapi di hadapan rakyat sudah habis karirnya. Selama menjabat pun tidak ada gebrakan yang dilakukan,” jelas Huda.
Selain itu, Huda juga melihat ada upaya Jokowi untuk sengaja mempermalukan Puan Maharani di hadapan guru. “Gaya politik Jokowi bukan melawan tetapi sengaja memperlihatkan kebodohon orang yang menjadi targetnya seperti Puan Maharani,” ungkap Huda.
Huda mengatakan, dalam posisi yang serba terjepit maka berpolitik model seperti itu dianggap paling tepat. “Jokowi itu pernah melawan Puan maupun Mega tetapi Jokowi membiarkan rakyat memperolok Puan dan Megawati,” jelas Huda.
Ratusan ribu guru anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyoraki Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani.
Peristiwa ini terjadi saat pembawa acara mengumumkan putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu akan naik ke atas panggung Puncak Peringatan HUT ke-70 PGRI untuk membacakan sambutan Presiden Joko Widodo.
“Kecewa, kecewa, enggak ada Jokowi,” ujar salah seorang guru di salah satu tribun Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), tempat diselenggarakannya acara, Minggu, (13/12).