Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani merupakan salah satu yang membebani Presiden Jokowi.
“Hanya dalam tiga hari, sorotan atas kebijakan putri tunggal Megawati Soekarnoputri ini, sudah menuai sinisme beraneka bentuk. Karena selain biayanya yang dianggap tidak masuk akal, terlampau mahal, hanya dalam waktu dua hari sudah tidak bisa diakses,” ungkap wartawan senior Derek Manangka di akun Facebook-nya beberapa waktu lalu.
Kata Derek, Jonru seorang pengeritik keras ibunya Puan misalnya mengaku dia sudah melakukan peneiitian dan dia siap beradu data dan fakta.
“Hasil penelitiannya menyebutkan untuk website kategori yang dibuat kementerian di bawah pimpinan Puan Maharani paling banter Rp. 5, juta,” ungkap Derek.
Derek juga menyoroti Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan yang tidak mau melepas jabatannya di Kepala Staf Kepresidenan.
“Perangkapan jabatan dianggap tidak patut. Luhut sudah mendapat tambahan jabatan, sementara Kepala Staf Presiden itu sendiri tidak ada dalam nomenklatur,” ungkap Derek.
Kata Derek, ada kesan pos penting dan strategis itu merupakan ide Luhut Panjaitan sendiri. Luhut yang mendikte sang Presiden.
“Sorotan lainnya, pernyataan Luhut Panjaitan di sebuah pertemuan saat kampanye Pilpres 2014. Luhut dinilai seorang sektarian. Kesektariannya semakin disorot sebab dalam pidatonya itu Luhut hanya memperjuangkan kepentingan etnis dan agama tertentu,” pungkas Derek.