Amil dan Lembaga Zakat Jangan Terjebak Perlombaan Sesaat

Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)

Amil dan lembaga zakat jangan terjebak memasuki perlombaan sesaat yang hanya berhenti pada perasaan bangga semata. Apa yang amil dan penggerak zakat dapatkan bila ternyata spirit keberkahan jauh dari jangkauan? Amil sejati harus sadar bahwa zakat adalah urusan penegakan syariat.

Untuk apa penghargaan yang berlebihan bila kita malah dijauhkan dari keberkahan? Menjadi rusak keberkahan itu bila ternyata kita mulai terjangkiti virus bangga diri hingga menjurus pada munculnya tunas-tunas kesombongan. Penghargaan setinggi apa pun sejatinya tak masalah bila kita sanggup tetap bersetia menjaga hati dan terbebas sikap merasa lebih dibandingkan pihak lain.

Baca juga:  Bagaimana Manajemen Waktu Calon Jamaah Haji Saat di Tanah Suci?

Sehebat dan sebesar apa pun organisasi yang dikelola, para amil, aktivis dan penggeraknya harus memiliki spirit ‘iffah dan senantiasa berdiri kokoh memegang amanah yang ada di pundak masing-masing.

Cara-cara mengejar izzah lembaga lewat tampilan fisik, besarnya raihan penghimpunan, banyaknya penghargaan serta kerja-kerja membesarkan organisasi dengan segala macam cara, semua ini seharusnya tidak boleh dibiarkan menggerus nilai-nilai amil sejati.

Amil sejati adalah amil yang senantiasa mengingat Allah dalam seluruh aktivitasnya. Mereka bekerja siang malam dan berlelah lelah dalam bingkai mencari pahala untuk keabadian hidup setelah kehidupan dunia yang fana ini. Tanpa Izzah yang benar, justru kesibukan dan rutinitas aktivitas amil yang mulai terindikasi melupakan Allah hanya akan membuat kita tidak berharga di sisi-Nya, sebagaimana termaktub dalam surat al-Hasyr ayat 19.

Baca juga:  Amil dan Sandwich Generation

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa pada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa pada diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik”