Jokowi Menuju Suul Khatimah?

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Jokowi diduga sedang menyusun siasat busuk melakukan kecurangan untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran. Perjuangan para pendekar hukum ke MKMK yang menyatakan putusan MK tentang batas syarat pencawapresan tidak sah dan cacat hukum, akan menentukan keberlanjutan pencawapresan Gibran. Jika gugatan diterima, Gibran gagal nyawapres. Jika Gibran tetap lolos, Jokowi akan all out memenangkan Prabowo-Gibran, walau harus berdarah-darah dan berbuat curang secara vulgar.

Apa pun yang bakal dilakukan Jokowi : mau seribu kali jegal Anies, mau bikin capres/cawapres boneka, mau kerahkan semua aparat dan lembaga negara, mau maipulasi elektabilitas Anies melalui seratus lembaga survey bayaran (tetap di nomor buncit), atau mau bikin kecurangan model pemilu 2019 bahkan yang lebih vulgar sekalipun; insya Allah bakal gagal dan Jokowi bakal bernasib tragis. Silakan Jokowi di akhir-akhir kekuasaannya mengeluarkan semua strategi dan amunisinya untuk “melumpuhkan” Anies, insya Allah tidak akan berhasil.

Sebagai bagian dari perputaran sejarah, tahun 2024 adalah era perubahan. Itu sudah menjadi kehendak sejarah, tidak akan ada yang bisa membendung.

Pemanggilan Anies ke istana (yang sebelumnya Anies tidak pernah diakui Jokowi sebagai capres) adalah sebuah sinyal kalau Jokowi sudah “kalah langkah”.

Ada beberapa indikator yang bisa kita tafsirkan tentang masa depan Indonesia :

Pertama, KPU akhirnya mensahkan Anies-Cak Imin sebagai Capres-cawapres

Dalam skenario Jokowi yang dipercaya bakal sujses menjegal Anies oleh beberapa pendukung Jokowi dan para pesimistis, pada akhir gagal. Orang-orang yang yakin Anies gak bakal lolos nyapres, seperti : Fahri Hamzah, Hasan Nasbi, Ferdinan Hutahean, Zulfan Lindan, Deny JA, Adian N, dll akhirnya harus kecewa . Skenario Jokowi telah Allah gagalkan.

Kedua, Kekuatatan MK sudah hancur dengan perilaku kolusi dan nepotisme Ketua MK Anwar Usman yang meloloskan Gibran sebagai cawapres.

Gibran adalah kartu mati bagi Jokowi. Mau terus nyawapres atau gagal, tapi reputasi Jokowi dan MK sudah keburu hancur. Kekuatan MK sekarang sudah lumpuh, apalagi sudah terjadi pemberobtakan dari dalam dan disahkannya lembaga MKMK. Boleh jadi Anwar Usman akan terdepak duluan, atau kalau masih bertahan gigitannya sudah tidak bergigi lagi.

Ketiga, Telah terjadi pembelotan massal para pendukung Jokowi

Akibat dari pembelotan ini, selain kekuatan Jokowi mulai rapuh, juga berbagai rahasianya telah dibocorkan. Pembelotan itu mulai dari partai koalisi Pemerintah (Nasdem dan PKB), Relawan Jokowi (Jokowi Mania dll), para buzzernya (Ade Armando, Deny Siregar, Rudy Camri, dll) sampai para pendukung fanatiknya (Goenawan Mohamad, Iwan Fals, Eros Jarot, Kaka Slank, dll)

Keempat, Dukungan tak terbendung dari seluruh elemen rakyat terhadap pasangan Anies-Cak Imin tidak bisa dihalangi lagi

Rakyat sebagai pemilik negeri sudah menghendaki perubahan. Jokowi tidak boleh melawan kehendak rakyat. Jika Jokowi berani melawan mereka, bersiaplah untuk “diluluh-lantakkan” oleh rakyat.

Kelima, Pecah kongsinya antara Jokowi dan Megawati (PDIP) bakal melemahkan kekuatan Jokowi.

Dengan berpisahnya Jokowi dari PDIP, menjadikan Jokowi harus berhadapan dengan banyak kubu. Bukan tidak mungkin Jokowi bakal di-impeach di tengah jalan. Secara perlindungan politik Jokowi sudah tidak ada. PSI yang dinakhodai Kaesang “anak ingusan”, tidak akan mampu menyelamatkan Jokowi setelah lengser, karena PSI termasuk partai lemah bahkan belum tentu bisa menyelamatkan partainya sendiri, berbeda dengan PDIP.

Keenam, Hampir dipastikan TNI tidak akan mentolerir segala bentuk kecurangan, juga tidak akan mem-back up Jokowi setelah Jokowi lengser

Perlakuan Jokowi terhadap TNI yang menyakitkan dengan cara telah “melucuti” keperkasaan TNI dipastikan akan berbalik menjadi bumerang. Kesetiaan TNI hanya sampai Jokowi menyelesaikan masa jabatannya sampai tahun 2024. Mereka sudah bertekad akan melawan kecurangan Pemilu

Jika Jokowi tetap memaksakan politik dinastinya, hampir dipastikan akhir masa jabatan Jokowi bisa tragis (suu-ul khatimah).

Allah mengingatkan, jika berbuat kezaliman jangan diulang-ulang :

Walam yushirruu ‘alaa maa fa’aluu wahum ya’lamuun (Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.) (Q.S.Āli `Imrān:135)

Apa yang akan terjadi jika terus mengulangi perbuatan dosanya ?

Man kasaba sayyiatan wa ahaathath bihi khathii-atuhu fa ulaaika ashhaabun-naar hum fiihaa khaalidun

“Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”(Q.S. Al-Baqarah:81)

Wallahu a’lam

Bandung, 17 R. Akhir 1445