Faizal Assegaf: Jokowi dan Megawati Beradu Jotos Politik

Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beradu jotos politik untuk memenangkan jagoannya di Pilpres 2024.

“Di pusaran Istana, Prabowo dan Ganjar jadi wayang berebut kuasa. Teater norak, menyeret Jokowi dan Megawati beradu jotos politik. Rakyat cerdas mengamati, sambil ngipas,” kata kritkus Faizal Assegaf kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (22/8/2023).

Entah tipu-tipu atau serius, kata Faizal, perseteruan antara Istana dan PDIP, itu urusan mereka. Silakan saja berantem mengusung Prabowo atau Ganjar. Bagi rakyat, kalian satu komplotan: Fir’dodo.

Umat Islam sangat memahami tabiat dan ciri politik Fir’dodo. Yakni watak kebohongan, kemunafikan dan kerakusan. Tolong pesan esensial itu disebarkan luas. Agar rakyat tidak terjebak drama politik.

Kata Faizal, sebaliknya kepemimpinan yang diperjuangkan Anies Baswedan dan rakyat, semakin terang menegaskan prinsip keadilan dan kejujuran. Agar negara tidak dibajak perilaku mafia politik.

“Namun betapa bodohnya, di gorong-gorong demokrasi: Prabowo, Mega, Jokowi dan Ganjar asyik berendam. Terjebak di gelapnya syahwat politik kekuasaan yang makin bobrok dan memalukan,” jelasnya.

Untuk itu, Anies hadir sadarkan seluruh elemen rakyat bersatu galang perubahan. Kekuasaan semena-mena harus dihentikan. Bila tujuan mulia tersebut dijegal, bakal menyulut api kemarahan.

“Pilpres 2024 menjadi momentum strategis, Arena perjuangan yang mesti serius disikapi. Di jalur politik formal itu, gerakan perubahan adalah solusi untuk mengakhiri kejahatan bernegara,” tegasnya.

Sembari terus menggalang ikhtiar politik. bila Pilpres dibatalkan atau dicurangi, maka rakyat harus turun ke jalan melawan. Konspirasi jahat tersebut tidak boleh dibiarkan!

“Monggo Jokowi, Mega, Prabowo dan Ganjar saling baku hantam. Semua kegilaan politik tersebut akibat mabok kekuasaan. Sandiwara mesra dan pura-pura ricuh adalah modus jahat,” pungkas Faizal.