Surat Suara di Taiwan sudah Tercoblos, Muslim Arbi: Kecurangan Pemilu 2024 Ada di Depan Mata

Kecurangan pemilu 2024 ada di depan mata dengan kejadian surat suara di Taiwan sudah tercoblos. Ada pihak tertentu yang memaksakan untuk memenangkan Pemilu 2024 dengan berbagai kecurangan.

Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (28/12/2023). “Bawaslu pun tidak bisa berbuat banyak ketika ada yang melaporkan terjadinya kecurangan menjelang Pemilu 2024,” jelasnya.

Kata Muslim, kecurangan Pemilu 2024 membuat demokrasi di Indonesia hancur berantakan. “Kerusakan demokrasi termasuk kecurangan pemilu tidak lepas dari peran Jokowi,” ungkap Muslim.

Putra Jokowi Gibran yang menjadi cawapres, kata Muslim membuat demokrasi di Indonesia menjadi tercoreng. “Jokowi memanfaatkan demokrasi dengan kecurangan untuk mempertahankan kekuasaan,” paparnya.

Sebelumnya, heboh ada surat suara Pemilu 2024 sudah tercoblos. Bukan di sini, tapi di Taipei, Taiwan. Kehebohan ini berawal dari sebuah video yang viral di medsos.

Video yang bikin heboh itu, muncul pertama kali di TikTok, Senin (25/12/2025). Video berdurasi sekitar 1 menit itu, diunggah akun @hany_ajja88. Video itu menceritakan seorang WNI tinggal di Taiwan, China, baru saja menerima kertas suara Pemilu 2024. Ia lalu membuat video unboxing kertas suara. Satu tangan memegang kamera handphone, satu tangan lagi membuka amplop kertas suara.

Video itu lalu memperlihatkan amplop berwarna putih bertulis Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Taipei, yang di bagian bawahnya ada tulisan China. Si pembuat video lalu mengambil kertas suara Pilpres dalam amplop, kemudian membukanya. Tampak foto tiga pasang Capres-Cawapres lengkap dengan nomor urut, nama lengkap, dan logo parpol pendukung.

“Aku sudah dapat (kertas suara) nih. Kalian sudah dapat belum yang nggak tinggal di Taiwan?” tulis akun tersebut, memberikan keterangan video.

Dengan cepat, video tersebut viral di berbagai media sosial dan menuai kontroversi. Warganet pun heran, kok ada pemilih yang sudah mendapat kertas suara. Padahal, jadwal pencoblosan masih jauh. Tepatnya 14 Februari, tahun depan. Keriuhan pun terjadi di dunia maya dan dengan cepat merayap ke dunia nyata.

Berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 25/ 2023 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu disebutkan, pemilih yang berada di luar negeri bisa memberikan hak suaranya dengan tiga metode. Yaitu, datang langsung ke Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) yang berada di kantor-kantor perwakilan Indonesia di luar negeri, menggunakan Kotak Suara Keliling (KSK), atau surat suara via pos. Untuk metode yang ketiga, pengiriman surat suara kepada pemilih melalui metode pos dilaksanakan pada 2-11 Januari 2024.

Menyikapi kehebohan ini, KPU buru-buru menggelar rapat. Hasil rapat tersebut kemudian disampaikan dalam konferensi pers pada Selasa malam (26/12/2023).

Kepada wartawan, Ketua KPU Hasyim Asy’ari membenarkan kertas suara tersebut berasal PPLN Taipei. Hasyim mengakui pihaknya tidak cermat dalam membagikan kertas suara. “Terdapat kelalaian atau ketidakcermatan PPLN Taipei,” ucapnya.

Kata Hasyim, PPLN Taipei telah melanggar aturan karena mengirimkan kertas suara tidak sesuai jadwal. Surat suara yang mestinya dikirim pada 2-11 Januari 2024, dikirim ke pemilih pada 18 dan 25 Desember 2023. Rinciannya, 929 amplop surat suara dikirim pada 18 Desember dan 30.347 amplop pada 25 Desember. Total ada 31.276 surat suara masing-masing untuk Pileg dan Pilpres atau 62 ribu lebih surat suara yang terkirim ke pemilih di Taipei.

Atas persoalan tersebut, KPU mengambil empat tindakan. Pertama, surat suara yang telah dikirim ke pemilih di Taiwan itu dinyatakan masuk ke kategori rusak dan tidak diperhitungkan, karena dikirim sebelum waktunya.

Kedua, KPU akan mengirim surat suara pengganti ke PPLN di Taipei sesuai jumlah yang telah dikirim ke pemilih sebelum 2 Januari 2024. Ketiga, surat suara yang belum sempat dikirim akan dikirim sesuai jadwal yang telah diatur yaitu 2-11 Januari 2024.

Keempat, surat suara yang rusak akan ditandai apabila dikembalikan ke PPLN. Pada saat yang sama, surat suara pengganti dan surat suara yang belum dikirim juga akan diberi tanda untuk membedakan dengan surat suara yang sudah dikirim.

Hasyim menerangkan, alasan PPLN Taipei memutuskan mengirim surat suara metode pos lebih awal karena pemilih di Taiwan didominasi pekerja migran sehingga perizinan untuk liburnya berbeda-beda. Selain itu, Tahun Baru Imlek di Taiwan juga akan dirayakan pada 8-14 Februari 2024 sehingga kantor pos tidak akan bisa mengirim surat suara kembali pada saat itu.

“Yang mereka khawatirkan adalah soal pengiriman balik dari pemilih kepada PPLN. Sesungguhnya, kalau dihitung, masih ada waktu,” kata Hasyim.