Beathor Bongkar Alasan PDIP tak Memecat Jokowi sebagai kader Banteng

Partai Demokrasi Indonesia tidak memecat Joko Widodo (Jokowi) sebagai kader partai dikhawatirkan dikapitalisasi mantan Wali Kota Solo itu telah dizalimi dan bisa mengakibatkan partai berlambang Banteng Moncong Putih suaranya turun.

“Jika dia di pecat, maka PDIP khawatir, terulang kembali, digoreng seperti saat SBY 2004, Calon Presiden ke kanak-kanakan akibatnya SBY semakin popular dan PDIP angkanya ambruk,” kata kader PDIP dekat almarhum Taufik Kiemas, Beathor Suryadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (29/11/2023).

Kata Beathor, Jokowi juga tidak berani mundur dari kader PDIP karena khawatir terjadi pemakzulan yang mengakibatkan jatuh dari jabatan presiden.

Baca juga:  Rencana Menutup Medsos, Matinya Demokrasi di Era Jokowi

“Jika Jokowi berani mengambil tindakan politik mundur dari Kader PDIP, dia pun khawatir angka kepercayaan publiknya amblas yang berakibat terjadinya pemakzulan,” jelas mantan tahanan politik era Soeharto.

Ia juga mengungkapkan kepuasaan masyarakat terhadap Pemerintahan Jokowi tidak bisa dilepaskan kinerja dari PDIP yang merupakan bagian dari kekuasaan.

“Angka 70an persen kepercayaan publik itu merupakan wujud angka sebagai berpadunya Jokowi pribadi dan PDIP sebagai partainya,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan, relawan militan Jokowi masih tetap bersama Jokowi untuk mendukung Ganjar-Mahfud di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Relawan militan pendukung Jokowi melihat secara jelas bahwa Jokowi hingga detik ini masih bersama Megawati untuk mendukung Ganjar-Mahfud,” kata paparnya.

Baca juga:  Politikus Demokrat Tantang Jokowi Keluarkan Perppu Larangan LGBT

Jokowi dan relawan militannya masih tetap mendukung Ganjar-Mahfud, kata Beathor akan membuat paslon nomor tiga ini menang satu putaran di Pilpres 2024.

“Jika keberhasilan ini nyata maka angka kepercayaan 70% milik Pemerintahan Jokowi itu setidaknya 35 % nya akan masuk ke Ganjar Mahfud dan itu memperkuat Jargon menang satu putaran,” jelasnya.