Minta Film G30S/PKI Diperbaharui, Jokowi tak Ingin Tafsir Tunggal Peristiwa 65

Presiden Jokowi (Foto: Muhammad Iqbal/detikcom)
Presiden Jokowi (Foto: Muhammad Iqbal/detikcom)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak ingin tafsir tunggal peristiwa G30S/PKI dengan meminta pembaruan film yang disutradrai Arifin C Noer itu.

“Kalau meminta film itu diperbaharui menunjukkan Jokowi berharap tidak ada tafsir tunggal peristiwa 65,” kata pengamat politik Ahmad Yazid kepada suaranasional, Selasa (19/9).

Menurut Yazid, Film G30S/PKI bisa dianggap menyudutkan Presiden pertama Soekarno. “Jokowi sebagai kader PDIP tentunya tidak ingin ada pandangan negatif terhadap Bung Karno dalam peristiwa 1965, makanya perlu ada pembaharuan film,” jelas Yazid.

Kata Yazid, pembaharuan film itu tentunya akan memunculkan polemik di tengah masyarakat. “Pro dan kontra akan muncul. Film G30S/PKI sendiri dianggap kontroversi sebagian orang,” ungkap Yazid.

Selain itu, menurut Yazid, Jokowi harus melibatkan semua pihak bila ingin memperbaharui film G30S/PKI. “Baik dari kubu yang dituding PKI maupun antiPKI harus diajak bersama-sama,” pungkas Yazid.
Jokowi mengusulkan agar film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI atau film G30S/PKI diperbaharui agar dapat dipahami generasi muda.

“Ya nonton film apalagi mengenai sejarah itu penting, akan tetapi untuk anak-anak milenial yang sekarang tentu saja mestinya dibuatkan lagi film yang memang bisa masuk ke mereka,” kata Jokowi seusai meninjau Jembatan Gantung Mangunsuko di kecamatan Dusun, Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9).