Wartawan Senior Bongkar Kecurangan Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta

Megawati memasangkan jaket merah ke Ahok (IST)
Megawati memasangkan jaket merah ke Ahok (IST)

Pasangan Ahok-Djarot melakukan berbagai kecurangan di berbagai wilayah ibu kota di Pilkada DKI Jakarta.

“Dalam kecurangan itu terlihat di daerah muslim/melayu seperti di Cililitan, Kramat Jati, Kembangan Utara ada beberapa TPS yang paslon 2 bisa dapat 100 persen alias 0 untuk 1dan 3,” kata wartawan senior Nanik Sudaryati di akun Facebook-nya.

Nanik mendapatkan informasi pasangan nomor dua di Jakarta memberikan dana setiap pemilih Rp700 ribu.

“Saya mendapat kabar dari salah satu keluarga di Jakarta Utara menerima per orang 700 ribu. Jadi kalau keluarganya yang memilih 5, maka mereka bisa terima Rp 3,5 juta,” ungkap Nanik.

Kata Nanik, mereka menerima dari tangan RT dan RW yang bermain mata dengan Paslon. “Jangan heran kalau petugasnya pun dibayar. Bagaimana dengan saksi? Ternyata banyak saksi berkhianat. Saksi yang dibayar misalnya oleh Paslon A 500 ribu, ternyata dia dapat 2-3 kali lipat dari Paslon B,” jelas Nanik.

Nanik mengatakan, mendapatkan informasi seperti itu karena mempunyai mantan karyawan yang seumur hidupnya menjadi Ketua RT dan saat ini menjadi Ketua RW di RW di Klender.

“Saya kaget waktu dia naik panggung bersama Paslon sebelah dalam suatu acara. Saya kaget tapi saya nggak bisa mengatakan dia berkhianat pada saya, lha wong dia sudah tidak menjadi karyawan saya lagi,” jelas Nanik.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Nanik, mantan karyawannya yang saat ini menjadi Ketua RW Klender menerima uang puluhan juta rupiah. “Belum lagi saat bagi duit ke warga, dia bisa ngentit alias motong misalnya yang harus dibagi Rp 1 juta, dia kasih 700 ribu,” papar Nanik.

Nanik mengatakan, pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta kemungkinan duit secara besar-besaran akan digelontorkan. Rakyat miskin akan “dibeli” dengan harga mahal, padahal pemilih Jakarta mayoritas kelas menengah-bawah.

“Ngilu rasanya membayangkan yg bakal terjadi pada putaran kedua, ayo teman -teman sekuat kita , jangan hanya kita bicara di medsos, kita turun ke masyarakat bawah, kita kasih pengertian ke mereka, bahwa memilih Petahana, sama dengan mengulur penderitaan mereka beserta anak-cucunya,” jelas Nanik.

“Kalau mereka tanya “Emang saya dapat apa kalau pilih Anis-Sandi?”, ” Nggak dapat apa -apa sekarang, tapi Insyallah penderitaan Anda dan keluarga segera berakhir, selain tentunya sebagai muslim Anda juga harus menjalankan perintah agama yg tertuang dalam ayat Al Qur’an”,” pungkas Nanik.