Ketua Rais Syuriah PCNU Kendal: Penentang Habaib Keturunan Ba’alawi Berbau Khawarij

Orang-orang maupun kelompok yang menentang habaib keturunan Ba’alawi di Indonesia terindikasi telah tertular faham khawarij dan bermetamorfosis menjadi Wahabi.

“Yang menetang habaib di Indonesia keturunan Ba’alawi berbau khawarij berevolusi menjadi wahabi radikal. ini sekarang diadu domba kelompok alawiyah dengan Wali Songo diadu domba dengan NU,” kata Ketua PCNU Kendal KH Mohammad Danial Royyan dalam diskusu terkait permasalahan keturunan Habaib di Indonesia di Channel NU Kendal.

Kiai Danial Royyan mengatakan, warga Nahdliyin tidak ingin ikut terlibat dalam pertentangan tetapi meluruskan apa yang harus diyakini oleh warga NU bahwa NU dan Habaib sudah terbangun lama berabad-abad beratus tahun.

Ada kolaborasi antara ulama dan Habaib dalam menyebarkan Islam di Indonesia bahkan dalam sejarah lebih khusus lagi menyebarkan paham Ahlusunnah Waljamaah sehingga kalau diamati secara corak keislaman di Indonesia adalah menganut Islam secara sufi.

“Corak Keislamanan Indonesia bukan secara non sufi sebagaimana u dianut oleh khawarij yang kemudian khawarij itu berevolusi menjadi Wahabi dan kelompok-kelompok konservatif dan radikal ataupun funddamentalis di dunia itu non Sufi kalau di Indonesia ini apa indikator bahwa muslim Indonesia Sufi banyak warga mengadakan selamatan, maulidan, doa bersama itu kan indikator-indikator sufi,” jelas Kiai Danial.

Menurut Kiai Danial, corak keislaman sufi tidak terbangun dalam waktu yang singkat tapi dalam proses waktu yang lama terhadap proses pembelajaran dari para ulama dan Habaib kepada warga muslim di Indonesia. Ada kolaborasi ulama dan Habaib yang tak bisa dipisahkan yang sudah dianggap sebagai ijmak.

“Akhir-akhir ini dipertentangkan kemudian kita boleh saja curiga apakah pertentangan ini bikin infiltrasi oleh kepentingan-kepentingan politik dipermainkan oleh kelompok-kelompok yang bermain politik kayanya iya kayaknya, karena apa ya penyimpangan-penyimpangan agama dalam sejarah masa lalu sampai sekarang itu kadang-kadang tidak lepas dari kepentingan kelompok politik, penyebaran radikalisme di Indonesia tidak bisa lepas dari kelompok politik yang bermain di belakangnya karena mereka ingin mendulang suara kemudian rela mengorbankan agama warga kecil di bawah,” papar Kiai Danial.