Harga Pangan Naik, Peternak Ayam Petelur di Lamongon Menjerit

Peternak ayam petelur di Kabupaten Lamongan Jawa Timur mengeluhkan harga pangan yang terus naik. Namun harga telur mengalami penurunan.

Dikutip dari surya, peternak ayam petelur Muhammad Fakhruddin Ainun Rohmatillah mengakui usahanya bisa bangkrut dengan kondisi sekarang ini.

“Kalau peternak tidak bisa dikerjakan sendiri ya bakal gulung tikar. Termasuk yang bermodal kecil,” ungkapnya.

Harga pakan jenis konsentrat semula seharga Rp 385 ribu per sak (50 kg) naik menjadi Rp 400 ribu per sak.
Jagung kini Rp 5.200 per kilogram dari sebelumnya Rp 3. 900 per kilogram, bekatul (dedak) dari Rp 2.700 per kilogram, naik Rp 3.000 per kilogram.

“Harga bekatul itu malah bervariasi mahalnya. Apalagi sudah jauh dari panen,” sambungnya.

Sementara harga telur hanya Rp 17.000 perkilogram dari peternak langsung. Harga yang sedang berlaku tidak berimbang dengan biaya perawatan, dari pakan, tenaga kebersihan dan biaya listrik.

Dari ayam 500 ekor, rata-rata produksi telur sekitar 400 butir telur (23 kilogram). Perhitungan biaya sehari rata Rp 375 ribu per hari.

Jika diakumulasi sebanyak 400 butir telur itu seharga Rp 391 ribu.

“Labanya cuma Rp 16 ribu per hari. Padahal semua saya tangani sendiri bersama keluarga,” keluhnya.

Untuk menyiasati hal itu, Fakhrudin mengaku terpaksa harus menjajakan produksi telur ke pembeli eceran.

Cara ini sedikit menambah penghasilan, per kilo bisa naik menjadi Rp 20 ribu per kilogram. (Rinto)