Peneliti SMRC Nilai Anak dan Menantu Jokowi Jadi Wali Kota Melalui Demokrasi

Anak dan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terpilih menjadi wali kota melalui proses demokrasi bukan penunjukkan langsung.

“Anak dan menantu Jokowi jadi walikota karena pemilihan.Kalau pemilih senang sama anak mantu, juga bukan melulu karena faktor Jokowi. Si anak mantu memang punya kemampuan meyakinkan pemilih,” kata peneliti SMRC Muchlis A Rofik di akun Twitter-nya, Selasa (4/7/2023).

Kata Muchlis, Megawati sebagai anak presiden dan penguasa saat itu serta Ketua Umum PDIP gagal menjadi presiden saat Pilpres 2004. Pada Pilpres 2009 saat berpasangan dengan Prabowo, Megawati juga gagal terpilih menjadi presiden.

Baca juga:  Jokowi Diseret Plate Korupsi BTS, Faizal Assegaf: Tiba-tiba Rumput JIS Disalahkan

“Puan juga gagal nyapres, karena gak disukai pemilih. Kurang power apa Mega sebagai mantan Presiden dan ketua partai penguasa?” ungkapnya.

Muchlis mengatakan, tidak ada aturan yang melarang anak, menantu, istri maju menjadi calon kepala daerah.

“Soal “restu” itu datangnya dari DPR. Kalau mau nglarang suami, istri, anak, mantu inkumben nyaleg ato nyalon di pilkada, dorong DPR ubah aturannya,” pungkas Muchlis.

Baca juga:  Beathor: Posisi Jokowi Punya Nilai Negatif di Pilpres 2024