Takut Anies Menang, Mega dan Jokowi Gembala Prabowo

by Faizal Assegaf (kritikus)

Kadang kemesraan dan ketegangan antara Jokowi dan Megawati hanyalah teater. Permainan kedua aktor tersebut sudah berlangsung lama dalam kongsi politik yang sangat kuat.

Hubungan Jokowi dan Mega tidak akan retak. Justru dari Pilpres ke Pilpres semakin solid dan diikat oleh aneka kepentingan di belakang Istana: Saling berbagi kue kekuasaan.

Prabowo dua kali menjadi korban persekutuan politik paling brutal oleh Jokowi dan Megawati. Yakni dugaan modus pemilu curang yang sampai saat ini masih meninggalkan trauma bagi jutaan rakyat.

Dan tampaknya praktek pemilu kardus itu akan kembali dimainkan. Terlebih munculnya skandal 52 juta suara fiktif, intervensi Jokowi terlibat Pilpres dan sebagai. Memberi sinyal kuat kecurangan pemilu sulit dihindari.

Tapi menariknya formasi pertarungan Pilpres 2024 tidak lagi memposisikan Prabowo sebagai korban pemilu kardus. Prabowo kini justru digembala oleh Jokowi untuk menjegal Anies Baswedan.

Di waktu yang sama, Megawati mengendalikan Jokowi sebagai petugas partai untuk memuluskan jalan bagi Ganjar. Drama politik licik itu tidak lain demi memastikan Pilpres hanya diikuti Prabowo dan Ganjar.

Megawati dan Jokowi membuat kedua Capres tersebut hanya berbeda label saja. Yakni Prabowo boneka Istana sementara Ganjar boneka PDIP untuk amankan deal kepentingan politik oligarki.

Tak heran berbagai upaya untuk menjegal Anies terus dilakukan oleh PDIP dan Jokowi. Sebab bila Anies lolos ke gelanggang Pilpres sangat berpotensi besar untuk menang.

Terlebih kuatnya arus kesadaran kolektif rakyat yang makin progresif mendesak perubahan. Rakyat jenuh dan menolak praktek kekuasaan berpindah pada boneka atau petugas partai berikutnya.