4 Sekawan dari Sumberlawang

Setelah membaca sejarah berdirinya Kampus UNS Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret ke 46 dimuat Koran Solopos :

https://m.solopos.com/perjalanan-sejarah-46-tahun-uns-solo-berawal-dari-gabungan-ptn-pts-1270774

Saya jadi tertarik dan tergerak menulis Sekelumit sejarah proses pendidikan dan awal mula mengawali kuliah di Perguruan Tinggi (yang tentunya adalah pendidikan Perguruan tinggi bisa dinikmati oleh rakyat kalangan biasa di Kecamatan Sumberlawang Sragen Jateng (sebagai bagian bahwa kita tidak bisa menghilangkan sejarah pihak yang mempengaruhi kita semua dan kita wajib meneruskan baik lesan maupun tulisan), semoga tulisan catatan ini bisa menjadi tambahan semangat dan kebaikan kita semuanya.

Mengenyam Pendidikan Tinggi pada awal Era Orde Baru bagi kalangan rakyat biasa adalah sesuatu nikmat yang luar biasa dan butuh perjuangan khusus, tidak sama seperti saat ini, Tersebutlah 4 Sekawan sahabat seiya dan sekata dari Sumberlawang yaitu :

1. Drs. Jono (Mbrumbung, Desa Mojopuro, beragama Khatolik), saat ini sudah almarhum.

2. Drs. Juwadi (Kedungdowo Rt 01, Desa Hadiluwih, beragama Islam), sudah almarhum.

3. Drs. Sriyanto (Dusun Bibis, Desa Hadiluwih, beragama Islam), sudah almarhum.

4. Paimin Tulus Hidayat (Poerwoatmodjo), berasal dari Sendangrejo, Desa Jati, beragama Hindhu) Alhamdulillah…. masih sehat walafiat, Perintis awal berdirinya dan saat ini ditunjuk Ketua Komite SMP N 1 Sumberlawang.

Rektor IKIP Negeri Surakarta saat itu dijabat Bapak Prof. DR. Sumantio, Dekan Jurusan Hukum dijabat oleh Prof. DR. Yutmini, menarik kita baca sejarah 4 Sekawan tersebut walaupun berbeda agama, berbeda asal desa, tapi sepakat ber-4 untuk bersama-sama naik truk terbuka (truk yang membawa hasil bumi dari Sumberlawang ke Pasar Legi yamh setiap hari ada), menurut catatan cerita yang kami terima bahwa beliau adalah para “Pengantin Muda” yang berbekal semangat dan kebersamaan, berani menerobos halangan dan rintangan yang dihadapi bersama.

Lalu apa yang dilakukan oleh para 4 pasangan pengantin muda ini?

Jangan harap pada saat itu kuliah bawa bekal uang cukup, mampu dan bisa bayar uang kuliah, uang ujian dan transportasi aja sudah bersyukur, jadi para istri dari ke – 4 Sekawan sepakat memasak dan membawakan bekal secukupnya dan seadanya, yang siap dan tahan basi sampai malam hari, dan sebagian siap dimakan diwaktu subuh saat mereka pulang dari kuliah.

Loo kok sampai subuh? Pada saat itu 4 Sekawan ini siangnya bekerja di sekitar Sumberlawang, lalu siangnya berangkat ke Solo naik truk terbuka, jadi mau tidak mau wajib mencari nginep gratis (tersebutlah seorang sahabat yang bekerja di Bengkel Bapak Sholeh di Kusumodinengkratan sahabatnya yang di wilayah Solo, agar bisa siap kembali jam 3 bangun lalu bersiap ke Stasiun Balapan Solo menunggu kereta api jam 4 (KA rutin sejak dulu Jurusan ke Semarang), akhirnya sampai Sumberlawang jam 5 pagi, pulang ke rumah mandi dan sebagainya lalu bekerja kembali pada instansi nya masing-masing.

Kegiatan rutin tersebut dijalani sampai lulus atau sekitar 4 sampai 5 tahunan, namun hanya Bapak Poerwoatmodjo saja yang tidak bisa selesai sebab pada saat itu ada 2 opsi pilihan untuk beliau, bertahan sebagai PNS (Mantri Sensus Statistik, kalau saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) atau keluar dari PNS untuk meneruskan kuliahnya, akhirnya Bapak Poerwoatmodjo mengakhiri kuliahnya dahulu, namun setelah 9 anaknya dibekali ijasah sarjana, beliau bisa memperoleh gelar sarjana agama di Kampus Swasta di Klaten Jateng.

Dari 4 Sekawan Sumberlawang ini maka mulailah banyak rakyat Sumberlawang mau dan ikut kuliah di Perguruan tinggi di sekitar Solo Raya, beberapa nama yang sempat kami catat yang mengikuti jejak 4 Sekawan tersebut adalah Prof Dr Ravik Karsidi, Mantan Rektor UNS (saat ini Staff Ahli Mentri), Prof Dr Wachid saat ini menjabat Wakil Rektor Universitas Bengkulu, dan Prof Dr Jumarin saat ini menjabat Rektor Univesitas Muhammadiyah Kulon Progo Yogyakarta, ada juga Prof. DR.Joko Susilo (tinggal di New Zealand), beberap Doktor generasi berikutnya dan tentunya putra-putri dari 4 Sekawan tersebut, Insya Allah…. akan kami tulis kembali….

Tetap semangat dan pantang menyerah dalam mewujudkan impian dan cita-cita bersama lewat dunia pendidikan dan lewat pengabdian di Kecamatan Sumberlawang Sragen Jateng, teriring salam dan doa, semoga ditambahkan sehat walafiat, selamat dan sukses selalu… Gusti Allah SWT meridho niat kita bersama….
Bersambung…… 🙏🙏🙏

Disajikan :
Andi Kusnanto (Kepala Sekolah SMK Pelita Bangsa Sumberlawang Sragen Jateng)

…….sekilas cuplikan sambungan cerita ini selanjutnya info generasi 4 sekawan ini yaitu diantaranya Drs. Djono (putranya DR. Hanung Kepala Dinas PUPR Prov. Jateng :

https://www.solopos.com/13-alumni-uns-solo-terima-penghargaan-ada-yang-jadi-pejabat-boeing-lho-1271026

(Doktor Hanung termasuk di dalamnya)
, Drs. Juwadi (3 Profesor tsb. asuhan beliau, dan 2 Doktor Lulusan Rusia Keponakannya), Drs. Sriyanto (Putranya Dokter Dukut SHA ahli penyakit dalam Sragen), Bapak Paimin Tulus Hidayat (Anaknya salah Satunya Dokter Singgih Sekda Kab.Demak) 🙏🙏🙏