Mujahid 212 Sesalkan Pihak Keluarga Melarang Penayangan Film Kisah 9 Istri Bung Karno

Uncategorized

Pihak keluarga tidak perlu melarang penayangan film kisah sembilan istri Soekarno (Bung Karno) karena bagian dari sejarah bangsa Indonsia yang harus diketahui publik.

“Demi sejarah film kisah sembilan istri Bung Karno harus ditayangkan. Pihak keluarga Soekarno tidak bisa melarang,” kata aktivis Mujahid 212 Damai Hari Lubis dalam pernyataan kepada www.suaranasional.com, Rabu (26/5/2021). “Ini demi sejarah untuk ilmu pengetahuan,” ungkapnya.

Kata Damai, film kisah sembilan istri Bung Karno untuk dijadikan pelajaran para pemimpin bangsa Indonesia agar tidak menirunya. “Untuk calon pemimpin bangsa agar tidak meniru Bung Karno yang memiliki sembilan istri,” jelas Damai.

Damai juga mengatakan, publik juga perlu mengetahui anggaran pernikahan Bung Karno. “Anggaran pernikahan dari uang pribadi atau negara. Ini yang perlu diketahui masyarakat Indonesia,” papar Damai.

Film kisah sembilan istri Bung Karno, kata Damai menunjukkan manusia tidak ada yang sempurna. “Bung Karno sebagai proklamator memiliki kelemahan juga,” pungkasnya.

Pihak keluarga Soekarno melarang penanyangan film kisah sembilan istri Bung Karno. Film itu berjudul ‘9 Reasons: Great Leader, Great Lover’

“Tahun 2013, kisah 9 istri Soekarno sempat mau diangkat ke layar lebar, tapi akhirnya gagal tayang karna ga dapet persetujuan dari pihak keluarga beliau,” tulis Movie Menfess di akun Twitter-nya @moviemenfes.

‘9 Reasons’ mengisahkan tentang sembilan wanita utama di dalam kehidupan Soekarno. Film ini akan mengungkap alasan Soekarno sangat mengagumi perempuan dan akhirnya menikahi mereka.

9 Reasons: Great Leader, Great Lover’ merupakan produksi Rupakata Cinema.

Film ini pun diperankan oleh Tio Pakusadewo sebagai Bung Karno, Acha Septriasa sebagai Utari Tjokroaminoto, Revalina S. Temat sebagai Fatmawati, Wulan Guritno sebagai Kartini Manoppo, Lola Amaria sebagai Hartini, Happy Salma sebagai Inggit Ganarsih, Mariana Renata sebagai Dewi, Pevita Pearce sebagai Yurike, dan Putri Aribowo sebagai Hariyati.