Kasus di Kalbar & Sulut, Bukti Non Muslim tak Toleran dan Radikal

Pengusiran Fahri Hamzah di Manado (IST)
Pengusiran Fahri Hamzah di Manado (IST)

Kejadian di Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara di mana Gubernurnya non muslim dan  rakyatnya berdemo masuk wilayah bandara yang dilindungi UU serta mengusir seseorang menunjukkan non muslim radikal dan tidak toleran.

“Apakah kejadian di Kalbar dan Sulut bukan radikal? Apakah ini Toleran? apakah ini Pancasilais? dan apakah ini Bhineka? setan pun tertawa terbahak bahak menyaksikan kelakuan kalian lalu menuduh Umat Islam Radikal, menuduh Umat Islam anti Pancasila,” kata politikus senior PPP Habil Marati kepada suaranasional, Selasa (16/5).

Menurut Habil, tidak ada pemuda muslim yang masuk bandara dengan membawa pedang, panah untuk menghadang tokoh politik Kristen, pastor maupun pendeta.

“Hentikan kebohongan kalian mengaku Cinta NKRI, Cinta Pancasila dan toleran setan pun tertawa melihat kalian,” sindir Habil.

Habil mengatakan, Umat Islam akan tetap setia menjaga NKRI dan Kemerdekaan 17 Agustus 1945, menjaga negeriIndonesia dengan jihad.

“Kami Umat Islam berjihad untuk keutuhan NKRI untuk demi seluruh Bangsa Indonesia, tapi kalian berjuang hanya demi golonganmu serta didorong kebencian kalian pada Umat Islam,” jelas Habil. 

Selain itu, kata Habil non Muslim akan gagal menuduh umat Islam toleran, antiBhinneka dan sebagainya. “Karena Ulama dan TNI lah benteng terakhir NKRI dan Pancasila,” pungkas Habil.