Waroeng Kangen Djadoel Mantup, Sensasi Kuliner Pedesaan dengan Harga Merakyat di Tengah Gubuk Tradisional

Di tengah gempuran kafe modern yang kian menjamur, sebuah tempat makan unik hadir di Dusun Mantub, Desa Mantub, Kabupaten Lamongan. Waroeng Kangen Djadoel Mantup berhasil mencuri perhatian masyarakat dengan konsep kuliner khas pedesaan yang dikemas dalam suasana gubuk tradisional namun tetap nyaman dan elegan.

Berbeda dari kebanyakan tempat makan kekinian, Kangen Djadoel menawarkan pengalaman bersantap yang lebih dari sekadar soal rasa. Pengunjung diajak menyelami suasana khas desa, lengkap dengan nuansa alami, angin semilir, dan pemandangan hijau sekitar yang menenangkan. Gubuk-gubuk kayu yang ditata rapi menjadi ruang bersantap yang tak hanya nyaman tetapi juga “instagramable”.

Menu yang ditawarkan pun sangat terjangkau, mulai dari Rp3.000 hingga Rp25.000 per porsi. Aneka hidangan khas Jawa seperti Rawon Blonceng, Lodeh Tewel, Jangan Asem, serta beragam lauk pauk dan jajanan tradisional tersedia setiap hari. Salah satu konsep yang menarik adalah layanan “makan nasi sayur sepuasnya di tempat” yang membuat pengunjung bisa menikmati santapan tanpa khawatir kantong jebol.

Bung Arda dan Dahlia, pemilik waroeng Kangen Djadoel, menjelaskan bahwa konsep waroeng ini memang dirancang untuk membawa suasana nostalgia masa lalu dengan kemasan yang kekinian. “Kami ingin menghadirkan suasana yang jarang ditemukan di kota, suasana desa yang damai dan penuh kenangan, tapi tetap nyaman dan cocok untuk anak muda zaman sekarang,” ujar Bung Arda.

Tak heran jika Kangen Djadoel kini mulai menjadi destinasi pilihan bagi warga Lamongan dan sekitarnya, termasuk para wisatawan dari luar kota yang ingin mencicipi sensasi makan di tengah pedesaan. Lebih dari sekadar tempat makan, Kangen Djadoel menjadi ruang untuk melepas penat, menjalin keakraban, dan menciptakan kenangan bersama keluarga maupun sahabat.

Dengan sentuhan budaya lokal, harga yang bersahabat, serta konsep yang otentik dan menenangkan, Waroeng Kangen Djadoel Mantup layak menjadi tujuan baru bagi pecinta kuliner yang rindu suasana desa di tengah hiruk pikuk zaman modern.

Pewarta: Hadi Hoy

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News