Menyambut 1 Muharram 1447 H, Sekretaris Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bogor Gunawan Setiyaji, mengajak seluruh warga Persyarikatan untuk menjadikan momen Tahun Baru Hijriah sebagai refleksi mendalam terhadap perjalanan kehidupan—baik secara pribadi, sosial, maupun kebangsaan.
Gunawan yang mengaku sebagai “darah daging Muhammadiyah” menekankan pentingnya melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk terhadap arah gerakan dakwah dan ideologi Muhammadiyah sendiri.
“Saya lahir di Cepu, tahun 1965, di daerah yang waktu itu disebut sebagai ‘daerah merah’. Di tengah tantangan ideologi kala itu, Muhammadiyah hadir sebagai pelita keislaman yang tercerahkan. Kini, pada 1 Muharram, kita wajib menengok ke belakang untuk melangkah ke depan. Refleksi bukan sesuatu yang ngetren, ini perintah ruhani,” ujar Gunawan dalam acara Refleksi Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Membangun Optimisme Tahun Baru 1447 Hijriah yang diselenggarakan PDM Kota Bogor, Kamis (26/6/2025).
Ia mengingatkan bagaimana televisi nasional seperti TVRI dahulu selalu menayangkan kaleidoskop akhir tahun sebagai pengingat peristiwa penting dan pembelajaran. “Itu bukan sekadar tayangan, tapi pelajaran. Refleksi untuk mempersiapkan masa depan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gunawan menyampaikan bahwa ideologi Muhammadiyah yang berlandaskan attajdid atau pembaharuan, semestinya terus dihidupkan dalam setiap langkah dan kebijakan. Ia menegaskan bahwa pembaharuan bukan pilihan, melainkan keharusan bagi organisasi yang diwariskan KH Ahmad Dahlan tersebut.
“Kalau refleksi tidak diikuti langkah pembaharuan, maka apa yang dicita-citakan KH Ahmad Dahlan tidak akan berlaku. Muhammadiyah bisa jumud, kehilangan daya hidupnya,” tegasnya.
Gunawan menilai Muhammadiyah memiliki peran besar dalam menyuarakan agenda-agenda perubahan kebijakan publik yang sejalan dengan nilai-nilai Islam berkemajuan.
“Refleksi 1 Muharram ini harus mendorong kita untuk tidak hanya mengenang, tapi bergerak dan memperbaharui. Tidak cukup bangga dengan masa lalu. Kita harus menjawab tantangan zaman dengan visi tajdid,” tegasnya.
Ketua Panitia Maulana Abdurrahman Wahid, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari siklus refleksi tahunan Muhammadiyah di Bogor. “Kita tidak hanya berbicara, tetapi juga sudah melaksanakan banyak hal nyata. Tahun ini kita membangun klinik, mengelola tanah wakaf, dan sedang menyelesaikan pembangunan Masjid Al-Muaddib yang sudah mencapai 80 persen. Masjid ini berdiri di samping PKU dengan luas bangunan 10×10 meter,” ujarnya.
Maulana menambahkan, berbagai tanah wakaf yang telah didapat akan segera dikembangkan untuk kepentingan umat, sebagai bentuk amal jariyah dan kontribusi Muhammadiyah dalam pembangunan sosial keagamaan.
Sementara itu, Ketua PDM Kota Bogor, Maizar Madsury, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjadikan 1 Muharram sebagai titik evaluasi dan penguatan jati diri umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah. “Sebagai muslim dan sebagai warga Muhammadiyah, kita tidak boleh kehilangan keteladanan Rasulullah SAW. Dari beliau kita belajar tentang integritas, keberanian moral, dan cinta kemanusiaan,” kata Maizar.
Maizar juga mengingatkan kembali jejak pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, yang mendirikan organisasi ini bukan hanya untuk beribadah ritual, tetapi untuk memajukan akal budi umat. “Ciri khas Muhammadiyah adalah akal budi. Maka warga Muhammadiyah tidak boleh berhenti belajar. Karena itu Muhammadiyah mendirikan lembaga pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa,” tuturnya.
Refleksi ini juga menjadi ruang dialog bagi warga Muhammadiyah dalam menyikapi berbagai persoalan kebangsaan secara kolektif. “Dialog adalah kunci. Di tengah kompleksitas zaman, kita harus tetap menjadi komunitas yang mengedepankan musyawarah dalam mencari solusi,” pungkas Maizar.
Kegiatan refleksi ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh lokal, pimpinan ortom Muhammadiyah, serta masyarakat umum. Semangat yang dibawa adalah harapan baru: bahwa dengan komitmen yang kuat, Muhammadiyah akan terus menjadi lokomotif kebaikan dan pencerahan di tengah masyarakat.