Dari Marketing, Jejak Ketekunan Rizky Aria Fitranda Kepala Cabang BSI Merdeka Kota Bogor

Langkah kakinya tenang, namun pasti. Perawakannya tinggi besar dan wibawa langsung terpancar ketika ia berbicara. Kalimatnya terstruktur, pandangannya tajam namun penuh keramahan. Ia adalah Rizky Aria Fitranda, sosok di balik roda kepemimpinan Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Merdeka, Kota Bogor — seorang pemimpin yang perjalanan kariernya dimulai dari titik nol, sebagai seorang marketing.

Tidak banyak yang tahu bahwa sebelum menduduki posisi strategis seperti sekarang, Rizky adalah bagian dari garda depan pemasaran di Bank Mandiri Syariah. Sebuah posisi yang menuntut kerja keras di lapangan, menghadapi berbagai karakter nasabah, dan membangun jaringan dari bawah. Namun justru dari sinilah Rizky membangun pondasi kariernya — penuh semangat, pantang menyerah, dan berorientasi pada hasil nyata.

Lulusan Jurusan Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini memang tidak pernah menyia-nyiakan peluang. Ketekunan dan kerja kerasnya membuahkan hasil manis ketika pada tahun 2017 ia mendapatkan kepercayaan untuk menempati posisi Kepala Cabang BSI Belitang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar ini, Rizky menempa dirinya sebagai pemimpin muda yang tangguh. Ia menjabat selama satu setengah tahun, mengembangkan layanan keuangan syariah di daerah yang penuh tantangan geografis dan infrastruktur.

Setelah masa tugasnya di Belitang, Rizky melanjutkan kiprahnya ke Palembang, menjabat sebagai Kepala Cabang di kota besar dengan dinamika bisnis yang jauh lebih kompleks. Ia mengasah kemampuannya dalam manajemen strategis, memperkuat kerja tim, dan memperluas relasi kelembagaan. Perpindahan ini bukan hanya kenaikan tanggung jawab, tapi juga pengakuan atas kualitas kepemimpinan yang ia tunjukkan.

Tahun 2021, ia kembali ke Ibu Kota, dipercaya sebagai Kepala Cabang BSI Pondok Labu. Di tengah gempuran digitalisasi perbankan dan persaingan yang semakin ketat, Rizky tetap mampu menjaga pertumbuhan cabang yang ia pimpin. Ia menjadi bagian penting dalam proses transisi dan integrasi sistem pasca merger tiga bank syariah nasional menjadi BSI. Rizqy menjabat Kepala Cabang BSI Pondok Labu sampai 2023.

Rizky juga pernah menjadi Kepala Cabang BSI di Depok Nusantara 2023-Maret 2025.

Saat menginjakkan kaki di kantor BSI Cabang Depok Nusantara pada 2023, ia datang bukan sekadar membawa jabatan baru. Ia membawa visi. Ia tahu, di tengah kompetisi ketat dunia perbankan syariah, yang dibutuhkan bukan hanya strategi keuangan, tapi juga sentuhan manusiawi dan pendekatan komunitas

Di bawah kepemimpinan Rizky, BSI Cabang Depok Nusantara mencatatkan pertumbuhan aset yang signifikan. Kredit produktif meningkat tajam, terutama di sektor pembiayaan mikro dan retail.

Namun, bagi Rizky, angka bukanlah segalanya. “Pertumbuhan sejati adalah ketika nasabah tersenyum dan mengatakan, ‘BSI bantu hidup saya berubah.’ Itu yang paling membekas.”

Maret 2025 menjadi penutup tugas Rizky di Depok Nusantara. Namun, bagi tim dan masyarakat Depok, jejaknya masih terasa: pada papan strategis cabang, pada testimoni nasabah, dan pada semangat para pegawai yang kini lebih percaya diri menjalankan misi besar perbankan syariah.

Saat Hari Raya Idul Fitri 2025, Rizky diangkat sebagai Kepala Cabang BSI Merdeka Kota Bogor — salah satu cabang utama di wilayah penyangga ibu kota yang memiliki geliat ekonomi tinggi. Penempatan ini bukan sekadar mutasi jabatan, melainkan simbol kepercayaan institusi terhadap kapabilitas dan integritasnya.

Di Kota Bogor, Rizky membawa pendekatan kepemimpinan yang inklusif. Ia tidak hanya fokus pada angka dan target, tapi juga menumbuhkan nilai-nilai spiritual dan etos kerja islami dalam timnya. Cabang Merdeka kini dikenal bukan hanya sebagai pusat layanan perbankan, tetapi juga pusat edukasi keuangan syariah bagi masyarakat Bogor.

“Menjadi kepala cabang bukan soal memerintah. Ini soal melayani dan menjadi teladan,” ucap Rizky saat ditemui di ruang kerjanya yang sederhana namun rapi.

Jejak Rizky Aria Fitranda adalah cermin perjalanan profesional yang dibangun atas dasar disiplin, loyalitas, dan visi. Ia membuktikan bahwa keberhasilan tidak hadir seketika, melainkan hasil dari proses panjang dan konsisten. Dari seorang marketing yang berjuang dari bawah, kini ia menempati puncak jabatan cabang strategis — dan masih terus menorehkan prestasi untuk perbankan syariah Indonesia.

Sebagai pemimpin, Rizky percaya bahwa kerja keras adalah bentuk ibadah, dan setiap pelayanan yang baik kepada nasabah adalah bagian dari pengabdian. Di tengah derasnya arus disrupsi digital dan dinamika ekonomi nasional, ia tetap teguh pada nilai: melayani dengan ikhlas, memimpin dengan amanah.

Dan dari sinilah kisah Rizky Aria Fitranda terus bergulir — dari marketing menjadi kepala cabang, dari daerah pelosok hingga jantung kota. Sebuah kisah inspiratif bagi generasi muda perbankan yang ingin tumbuh bukan hanya dalam karier, tapi juga dalam karakter.

Cabang BSI Merdeka terletak di jantung Kota Bogor. Dalam radius 5 kilometer dari kantor cabang, nama BSI bukanlah nama asing. Mulai dari pedagang kecil, guru madrasah, ASN, hingga pelaku usaha menengah ke atas, banyak di antaranya sudah menjadi nasabah loyal.

“Familiaritas ini adalah kekuatan. Tapi tantangannya adalah bagaimana mengubah hubungan yang sekadar mengenal menjadi hubungan bisnis yang aktif dan saling menguntungkan,” jelas Rizky.

Meski sudah mengelola aset ratusan miliar, Rizky tidak terjebak dalam ketergantungan terhadap nasabah korporasi besar. Ia justru sedang memperjuangkan segmen retail sebagai pilar utama pertumbuhan cabang.

“Retail itu napasnya panjang. Stabil. Sustainable. Kalau kita hanya mengandalkan perusahaan besar, cabang bisa tumbuh cepat tapi juga mudah goyah kalau ada satu yang cabut,” ujar pria peraih gelar MBA dari pascasarjana UGM.

Bagi Rizky, kekuatan perbankan syariah bukan sekadar tidak berbunga. Melainkan hadirnya prinsip keadilan, transparansi, dan keberpihakan pada sektor yang selama ini terpinggirkan.

“Misi kita bukan hanya mencetak laba. Tapi menjadi mitra pertumbuhan masyarakat. Perbankan syariah itu harus hadir di titik-titik yang sering dilupakan oleh sistem konvensional,” tegasnya.

Ia mencontohkan, bagaimana seorang penjual makanan kecil yang awalnya enggan ke bank karena takut bunga, kini justru aktif menabung dan menerima pembiayaan usaha dari BSI. “Itu bukan hanya nasabah baru, tapi perubahan paradigma.”

Dengan pendekatan menyeluruh pada retail, peningkatan kualitas layanan, serta pertumbuhan aset yang terus menunjukkan tren positif, Rizky optimistis bahwa BSI Merdeka bisa naik kelas.

“Targetnya tentu naik jadi cabang kelas 1 dalam beberapa tahun ke depan. Tapi lebih dari itu, saya ingin cabang ini jadi model pendekatan inklusi syariah yang bisa direplikasi di daerah lain,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News