Bakakak Sampurasun Nusasari Kota Bogor: Aroma Kampung Halaman yang Menggoda Lidah

Di tengah riuhnya Kota Bogor yang terus bergerak, ada satu sudut yang mampu menghadirkan kehangatan kampung halaman lewat aroma dan rasa yang menggoda. Warung Bakakak Sampurasun Nusasari, yang terletak di Jalan Mereka No. 116, bukan sekadar tempat makan. Ia adalah ruang pulang bagi mereka yang rindu masakan Sunda dengan cita rasa otentik—tepat seperti di rumah.

Memasuki warung ini, pengunjung langsung disambut alunan musik khas Sunda yang lembut dan senyum ramah para pelayan. Di bagian depan warung, tulisan besar “Warung Bakakak Sampurasun Nusasari” tampak mencolok, seolah memanggil siapa pun yang lewat untuk singgah dan mencicipi sajian khas Priangan. Meski baru hadir sebagai cabang dari Sumedang, tempat ini langsung mencuri perhatian warga Bogor.

Menu andalan yang tak pernah absen dipesan tentu saja adalah ayam bakakak. Ayam kampung utuh dibakar dengan bumbu khas Sunda yang meresap sampai ke tulang. Tekstur dagingnya yang khas, kulitnya renyah keemasan, dan aroma bakaran yang menggoda terasa sulit dilupakan. Apalagi jika disandingkan dengan sambal dadak yang pedasnya menggigit serta nasi liwet hangat dalam kastrol besar, membuat pengalaman makan menjadi istimewa dan membawa bernostalgia.

“Rasanya seperti pulang ke rumah nenek,” ujar Nina, salah satu pengunjung asal Bogor Timur yang datang bersama keluarganya setiap akhir pekan. “Ayam bakakaknya juicy banget, dan nasi liwetnya benar-benar enak!”

Nasi liwet di warung ini memang istimewa. Tidak dimasak massal sebelumnya, tapi dibuat dadakan, sehingga aroma wangi dari daun salam, serai, dan santan masih mengepul hangat saat disajikan. Pilihan variannya pun beragam: mulai dari liwet polos, liwet pete (peuteuy), hingga liwet ikan teri dan ikan asin. Satu kastrol bisa dinikmati hingga lima orang—pas untuk sajian keluarga.

Meski ayam bakakak jadi primadona, menu lain di Warung Bakakak Sampurasun juga tak kalah menggugah. Ada ikan nila dan gurame goreng yang disajikan renyah di luar namun lembut di dalam. Untuk pecinta lalapan dan sayuran, tersedia pencok leunca, pencok kacang panjang, karedok, dan tumis kangkung. Bahkan untuk lidah yang lebih menantang, ada oseng tulang jambal dan jengkol yang diolah dengan rempah khas.

Jangan lupakan sayur asem dan jukut goreng yang ringan namun tetap menambah semarak sajian. Lengkap dan mengenyangkan—itulah kesan yang dirasakan setiap pengunjung.

Fitri Nur Solihah, Kepala Cabang Warung Bakakak Sampurasun Nusasari Kota Bogor, mengaku terkejut sekaligus senang melihat antusiasme masyarakat Bogor. “Setiap akhir pekan warung ini penuh. Biasanya keluarga besar datang bareng. Kalau hari biasa, ramai oleh pegawai kantor-kantor sekitar yang makan siang,” tuturnya.

Menurut Fitri, kekuatan warung ini bukan hanya pada resep dan bumbu warisan keluarga dari Sumedang, tapi juga pada suasana dan keramahan pelayanan. “Kami ingin orang-orang datang bukan hanya untuk makan, tapi untuk merasa nyaman dan disambut seperti di rumah sendiri.”

Tokoh masyarakat Kota Bogor Abdul Rachmat Saleh mengaku sangat senang dengan ayam bukakak. “Hampir setiap pekan menikmati kuliner di Warung Bukakak Sampurasun Nusasari,” paparnya.

Warung Bakakak Sampurasun bukan sekadar tempat mengisi perut. Ia adalah cerita tentang warisan rasa Sunda yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sebuah upaya membawa masakan kampung ke kota, tanpa mengurangi keasliannya.

Bagi warga Bogor dan sekitarnya yang ingin mencicipi ayam bakar legendaris dengan suasana khas Sunda yang syahdu, Warung Bakakak Sampurasun Nusasari adalah jawaban yang menggoyang lidah dan menghangatkan hati.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News