Pertemuan antara Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dengan politisi PDIP Adian Napitupulu rupanya menjadi sorotan luas, terutama di kalangan aktivis dan jaringan pergerakan. Salah satu kelompok yang ikut memantau dinamika ini PPJNA 98. Ketua Umum PPJNA 98, Anto Kusumayuda, menegaskan bahwa langkah Dasco ini mencerminkan keberpihakan nyata terhadap kepentingan rakyat kecil, khususnya para pengemudi ojek online (ojol).
Pertemuan antara Dasco dan Adian Napitupulu dilaporkan membahas berbagai persoalan mendasar yang dihadapi pengemudi ojol. Mulai dari ketidakpastian pendapatan, regulasi yang tumpang tindih, hingga minimnya jaminan sosial.
Kata Anto, Dasco menunjukkan perhatian serius dengan mengajukan sejumlah opsi penyelesaian yang konkret. Salah satunya adalah mendorong pembentukan regulasi yang lebih berpihak kepada pekerja, termasuk jaminan keamanan kerja, batas minimal tarif yang manusiawi, dan penguatan posisi tawar pengemudi terhadap perusahaan aplikasi.
“Ini bukan sekadar obrolan politisi elite, tapi pertemuan dua tokoh aktivis lama yang sama-sama paham penderitaan rakyat. Dasco membawa semangat keberpihakan yang selama ini jarang muncul dari kursi kekuasaan,” ujar Anto kepada www suaranasional.com, Kamis (29/5/2025).
Bagi PPJNA 98, figur Dasco mungkin lebih dikenal publik sebagai politisi Partai Gerindra dan elite parlemen, namun di mata para aktivis senior, Dasco tetap dilihat sebagai bagian dari generasi reformasi yang memiliki rekam jejak aktivisme.
Anto menekankan bahwa sikap Dasco ini bukan tiba-tiba, melainkan konsisten dengan jejak langkahnya yang kerap membuka ruang dialog lintas kelompok. Pertemuan dengan Adian — yang merupakan ikon aktivis 98 dari kubu PDIP — semakin mempertegas bahwa soal kepentingan rakyat, sekat-sekat partai bukan halangan.
“Dasco tidak memandang kepentingan ojol ini sebagai isu kecil atau sektoral. Ini menyangkut wajah Indonesia hari ini: jutaan rakyat bekerja tanpa perlindungan memadai. Dia menunjukkan dia bukan hanya politisi menara gading,” kata Anto.
Dari sisi analisa politik, pertemuan Dasco dan Adian ini patut dicermati lebih dalam. Di satu sisi, ia menunjukkan keseriusan kedua kubu besar — Gerindra dan PDIP — untuk menanggapi isu konkret rakyat, di luar hiruk-pikuk politik kekuasaan menjelang Pilkada serentak dan persiapan Pemilu 2029.
Namun, pertemuan ini juga memberi sinyal lain: potensi koalisi informal antar-elite yang berangkat dari kesamaan akar gerakan. Dasco dikenal sebagai komunikator ulung di kubu Gerindra, sedangkan Adian sering menjadi jembatan komunikasi PDIP dengan jaringan aktivis. Jika keduanya makin sering bertemu untuk isu rakyat, bukan tidak mungkin akan muncul pola baru dalam komunikasi politik nasional — di mana isu-isu sosial mendapat panggung lebih besar.
Bagi para pengemudi ojol sendiri, harapan tentu terletak pada hasil konkret: apakah langkah-langkah ini akan mengubah regulasi, membawa perbaikan tarif, atau hanya berhenti sebagai manuver politik simbolik. PPJNA 98 tampaknya yakin bahwa Dasco punya keseriusan nyata.
“Ini bukan soal politik sempit. Ini soal keberanian mengubah nasib jutaan rakyat kecil,” pungkas Anto.