Demokrasi Politik Menuju Demokrasi Ekonomi, Jalih Pitoeng: Tak Akan Terealisasi Tanpa adanya Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi

Ketua umum FORMASI (Forum Aliansi Masyarakat Anti Korupsi) Jalih Pitoeng yang turut menghadiri sarasehan Aktivis Lintas Generasi yang mengusung tema “Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi” mengungkapkan bahwa harapan tersebut tidak akan dapat terealisasi tanpa adanya penegakan hukum serta keseriusan bangsa ini dalam melawan korupsi.

“Karena harapan dan tujuan kita sesuai dengan tema sarasehan yaitu ‘Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi’ tidak akan mungkin terealisasi tanpa adanya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi secara serius,” ungkap Jalih Pitoeng, Rabu (21/05/2025).

Sebelumnya, wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman sebagai salah satu Nara sumber mengatakan Presiden Prabowo Subianto tidak gampang dibohongi oleh para menteri-menterinya.

Hal itu disampaikan Habiburokhman dalam acara Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati Reformasi 1998 di Jakarta, Rabu (21/05/2025).

Awalnya dalam forum itu, salah satu pembicara yakni Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari menyinggung soal reshuffle menteri pemerintahan Prabowo.

Habiburokhman tidak sependapat soal reshuffle. Menurutnya, reshuffle di awal pemerintahan tidak produktif.

“Beda pendapat soal reshuffle. Jangan sesederhana itu memandang persoalannya. Sebuah pemerintahan itu cuma 5 tahun secara formal. Ini baru berapa bulan di reshuffle ya enggak produktif,” kata Habiburokhman.

Ia meminta semua pihak tidak meremehkan Prabowo. Ia juga mengatakan Prabowo bukan presiden yang gampang dikibulin para menteri.

“Jangan seolah-olah Pak Prabowo gampang saja dikibulin para menteri, akan gampang saja dikerjain para menterinya, enggak bos. Susah banget. Itu menteri-menteri mau rapat dengan Pak Prabowo saja sudah gemeteran kalau ada kesalahan. Saya tahu banget,” kata dia.

Ia mengaku sudah masuk Partai Gerindra sejak 2010. Dari pengalamannya, siapapun yang datang kepada Prabowo dengan niat ‘mengolah’ tidak akan dapat apa-apa.

“Kita kalau enggak datang bawa pikiran yang ikhlas ke Pak Prabowo, enggak bakal dapat apa-apa. Saya 2010 masuk Gerindra sampai sekarang, kalau kita sudah bawaannya mau ngolah, datang ke dia dalam tanda kutip, nggak dapat, karena dia, enggak tahu ya, dia ada kayak indra keenam gitu lho, bos. Pak Prabowo ini, ada yang tukang olah dia tahu,” katanya.

Ia juga mengatakan Prabowo memiliki kelebihan untuk mengatur sumber daya manusia yang berada di sekitarnya.

“Kelebihannya dia bisa me-manage berbagai macam SDM yang ada di sekitarnya. Kalau ada yang terlalu kiri, ya kita rangkul supaya ke tengah. Kayak dulu waktu Pak Prabowo saya kritisi, kok selalu akomodir PKS, kalau ada yang terlalu ke kanan, kita tarik ke tengah. Begitu juga kalau ada yang terlalu kiri, kita tarik ke tengah, kita rangkul,” katanya.

Senada dengan apa yang disampaikan Habiburokhman, aktivis kelahiran tanah Betawi yang juga merupakan salah satu relawan militan Prabowo, Jalih Pitoeng turut mengamini.

Ditemui awak media usai menghadiri sarasehan Aktivis lintas generasi tersebut Jalih Pitoeng mengungkapkan bahwa dirinya berpendapat bahwa kabinet Prabowo adalah kabinet rekonsiliatif dan akomodatif.

“Kabinet Pak Prabowo kan kabinet rekonsiliatif dan akomodatif,” ungkap Jalih Pitoeng.

“Soal desakan agar Prabowo segera lakukan reshuffle yang disampaikan oleh Feri Amsari, itu kewenangan pak Prabowo sebagai presiden,” lanjut Jalih Pitoeng.

Menurut ketua umum FORMASI (Forum Aliansi Masyarakat Anti Korupsi) bahwa reshuffle bukan satu-satunya cara.

“Reshuffle bukan satu-satunya cara untuk memperbaiki bangsa ini” katanya.

“Yang terpenting adalah pak Prabowo bisa memberikan apa yang diinginkan oleh rakyatnya,” Jalih Pitoeng menambahkan.

“Misalnya yang saat ini sedang dilakukan gencar-gencarnya upaya pemberantasan korupsi,” imbuhnya.

“Hal itu membuktikan bahwa Pak Prabowo sedang membenahi tata kelola negara ini agar bersih dan bebas dari korupsi” pungkas Jalih Pitoeng.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News