Oleh: Rokhmat Widodo, Pengamat politik luar negeri dan kader Muhammadiyah Kudus
Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memanas, menyusul klaim India yang berhasil menghancurkan jet tempur JF-17 milik Pakistan. Sebaliknya, Islamabad mengumumkan bahwa angkatan bersenjatanya berhasil menembak jatuh enam pesawat tempur India. Konflik bersenjata antara kedua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir ini tidak hanya mengkhawatirkan kawasan Asia Selatan, tetapi juga berdampak pada tatanan geopolitik global, termasuk Indonesia.
Konflik ini menggugah perhatian dunia internasional, terutama karena eskalasi yang melibatkan dua negara dengan kapasitas senjata nuklir besar. Dunia tidak hanya khawatir pada potensi kehancuran fisik, tetapi juga dampak politik dan ekonomi yang bisa meluas. Bagi Indonesia, sebagai negara dengan posisi strategis di Asia Tenggara, dinamika ini memerlukan perhatian khusus.
Perseteruan antara India dan Pakistan sudah berlangsung selama puluhan tahun, dengan wilayah Kashmir sebagai pusat sengketa. Pasca pemisahan India dan Pakistan pada tahun 1947, kedua negara telah terlibat dalam beberapa perang besar dan insiden bersenjata yang terus berlanjut hingga kini. Isu kedaulatan Kashmir, agama, dan politik domestik kerap menjadi penyulut ketegangan.
Perbedaan pandangan politik antara India yang mayoritas Hindu dan Pakistan yang mayoritas Muslim juga memperkuat konflik ini. Sementara itu, faktor eksternal, seperti dukungan negara-negara besar, turut memperumit penyelesaian. Isu terorisme lintas batas pun kerap menjadi alasan India melancarkan aksi militer ke wilayah Pakistan.
Konflik terkini dipicu oleh insiden udara, di mana India mengklaim berhasil menghancurkan jet tempur Pakistan, sementara Pakistan mengumumkan bahwa mereka sukses merontokkan enam jet tempur India. Kejadian ini memicu eskalasi di perbatasan, dan komunitas internasional khawatir akan potensi perang skala besar antara kedua negara tersebut.
Selain itu, narasi yang berkembang di media masing-masing negara semakin memperuncing situasi. India menganggap aksi militer mereka sebagai upaya mempertahankan kedaulatan, sementara Pakistan menyebutnya sebagai bentuk agresi. Reaksi dunia internasional juga terpecah, dengan beberapa negara mendukung India dan lainnya mengkritik aksi tersebut.
Dampak Geopolitik terhadap Indonesia
Posisi Netral Indonesia Sebagai negara dengan politik luar negeri bebas aktif, Indonesia menempatkan diri pada posisi netral dalam konflik ini. Namun, Indonesia tetap mendorong penyelesaian secara diplomatik melalui forum internasional, seperti ASEAN dan PBB. Langkah ini penting untuk menjaga hubungan bilateral baik dengan India maupun Pakistan.
Namun, posisi netral ini bukan tanpa risiko. Jika konflik berkepanjangan, Indonesia dapat terdampak secara tidak langsung, terutama melalui perubahan konstelasi geopolitik Asia Selatan yang berimbas pada kawasan Indo-Pasifik.
Dampak Ekonomi India dan Pakistan adalah mitra dagang penting bagi Indonesia, terutama dalam ekspor minyak kelapa sawit, tekstil, dan produk manufaktur. Konflik ini dapat mengganggu rantai pasok serta stabilitas ekonomi di kawasan Asia Selatan, yang akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Selain itu, risiko sanksi ekonomi atau perubahan kebijakan perdagangan dapat mempengaruhi ekspor dan impor dari kedua negara tersebut.
Keamanan Regional Sebagai negara di kawasan Indo-Pasifik, Indonesia perlu waspada terhadap dampak keamanan yang ditimbulkan dari konflik ini, terutama di jalur perdagangan strategis Selat Malaka. Ketegangan yang meluas bisa memengaruhi keamanan maritim dan mengancam stabilitas kawasan. Selain itu, perubahan aliansi politik dan militer di Asia Selatan dapat memaksa Indonesia untuk lebih aktif dalam diplomasi keamanan regional.
Menghadapi ketegangan ini, Indonesia perlu mempertimbangkan beberapa strategi:
-Meningkatkan peran sebagai mediator dalam forum regional seperti ASEAN.
-Mendorong dialog trilateral antara India, Pakistan, dan negara-negara sahabat.
-Menguatkan kerja sama dengan negara-negara besar yang berkepentingan di kawasan, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, untuk mengurangi eskalasi konflik.
Konflik India-Pakistan adalah ancaman serius terhadap perdamaian regional dan global. Indonesia perlu memainkan peran aktif sebagai mediator serta memperkuat diplomasi damai. Selain itu, perlu antisipasi risiko ekonomi dan keamanan agar tidak terkena dampak negatif dari perang berskala besar antara dua negara besar di Asia Selatan ini. Penting bagi Indonesia untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan internasional agar tetap relevan dalam percaturan politik global.