Oleh: Achmad Machbub, S.Pd.I, M.E.Sy (Pemerhati Ekonomi Global)
Perang dagang China dengan Amerika Serikat membuat ketidakpastian arah ekonomi global. Donal Trump semakin panas ketika China menanggapi kenaikan tarif yang dia tetapkan, dengan menaikan pula tarif dagang dari Amerika ke China. Sudah bisa di tebak,tipikal Trump yang Temperamental tentu saja akan kembali menaikan Tarif dagang dari China ke Amerika. Walaupun perang dagang ini sebenarnya sudah di mulai sejak tahun 2018 ketika Trump pertama kali menjabat Presiden Amerika Serikat, tapi ahir ahir ini yang paling parah dan paling menjadi pusat perhatian ekonomi global. Terahir Trump menaikan tariff dagang untuk china sebesar 125% bahkan sesumbar akan menaikan hingga 254%. Xi Jinping Presiden China menanggapi dengan santai dalam pidatonya beliau menyampaikan “ Mereka menganggap China adalah kolam tapi sesungguhnya china adalah Samudra, China tidak ingin berperang tapi tidak takut untuk berperang” dari sini bisa di pahami jika china sebenarnya memiliki kekuatan eknomi yang berimbang dengan Amerika Serikat.
Dampak Perang dagang China Vs Amerika Serikat
Salah satu dampak positif perang dagang china dengan Amerika adalah emas harganya meroket sampai pertengahan april ini harga emas hampir menyentuh angka dua juta rupiah per Gramnya. Ibu ibu yang memiliki simpanan emas bak tertimpa “ Durian runtuh” emas yang mereka beli sepuluh tahun yang lalu jika di jual kembali bisa untung dua atau tiga kali lipatnya. Hal ini dikarenakan perang dagang mengakibatkan ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global, sehingga orang-orang kaya memburu emas sebagai Asset Save Haven untuk melindungi Portopilo mereka. Dampak positif lainya adalah mendorong Negara kita untuk Men-diversifikasi baik ekspor maupun impor sehingga hal ini menjadikan Negara kita tidak tergantung pada salah satu Negara dan justru memberi kesempatan Negara lain untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan kita.
Dampak negatifnya lebih banyak daripada dampak positifnya, adapun yang paling menonjol di antara dampak negatifnya terutama bagi Negara kita tercinta Indonesia adalah devisit neraca perdagangan kita semakin besar karena ekspor Indonesia ke China maupun Amerika menurun akibat melemahnya ekonomi dari kedua Negara besar tersebut. Padahal seperti yang kita ketahui bersama bahwa nilai ekspor Indonesia baik ke china maupun Amerika serikat adalah yang tertinggi di antara Negara-negara tujuan ekspor Indonesia.
Ekonomi Islam sebagai solusinya
Berbeda dengan prinsip Ekonomi kapitalis yang menitik beratkan pada pasar bebas yang kemudian mengakibatkan persaingan pangsa pasar yang tidak sehat, ekonomi Islam memiliki prinsip : Keadilan, Keseimbangan dan kemaslahatan bersama. Ekonomi Islam memiliki prinsip keadilan, artinya Islam lebih mengutamakan terjaminya distribusi sumber daya dan kekayaan secara adil dan merata. Sedangkan yang dimaksud keseimbangan adalah pertumbuhan ekonomi yang seimbang tidak ada jurang antara si miskin dan si kaya sedangkan kapitalisme membuat semakin lebarnya jurang pemisah antara simiskin dan si kaya. Hal ini dalam ekonomi islam ada kewajiban membayar zakat bagi yang kaya (jika mecapai nisab dan haul) dan akan di distribusikan bagi yang membutuhkan atau yang di kenal dalam Islam dengan istilah “Delapan asnaf” (delapan golongan yang berhak menerima zakat).
Adapun yang di maksud prinsip kemaslahatan bersama dalam ekonomi Islam adalah Islam mengajarkan kepada kita semua untuk mengutamakan kepentingan umum dalam mengambil keputusan ekonomi. Islam memastikan jika keputusan yang di buat terutama dalam hal ekonomi lebih memihak kepentingan bersama yang pada ahirnya kaum lemah bisa terangkat ekonominya. Bukan memihak kepada siapa yang berani memabayar mahal tapi memihak kepada yang lemah karena disitu ada nilai maslahat dan manfaat. Oleh karenanya dalam Islam dilarang praktik riba atau bunga karena praktik riba memberi keuntungan tidak berdasarkan praktik riil. Dengan menarapkan prinsip-prinsip ekonomi islam insyaalloh krisis ekonomi global akan teratasi atau paling tidak meminimalisir praktik persaingan pangsa pasar yang tidak sehat.