PPJNA 98: Proposal Perdamaian Prabowo dalam Konflik Rusia-Ukraina Sesuai Amanat UUD 45

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang mengajukan proposal perdamaian Rusia-Ukraina merupakan amanat dalam pembukaan UUD 45.

“Prabawo berbicara dalam forum internasional di Singapura mengajukan proposal perdamaian Rusia-Ukraina. Langkah Prabowo sesuai dengan amanat pembukaan UUD 45,” kata Ketua Umum PPJNA 98 Anto Kusumayuda kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (8/6/2023).

Menurut Anto, Prabowo dalam menghadapi pertanyaan petinggi negara-negara asing dalam pertemuan di Singapura dijawab dengan tegas. “Sikap Prabowo di Singapura menunjukkan sosok yang ksatria walaupun disudutkan beberapa petinggi negara asing. Prabowo berhasil menunjukkan fakta negara asing seperti Eropa melakukan invasi di Asia dan menyebabkan peperangan,” papar Anto.

Anto mengatakan, Jokowi pun mengapresiasi Prabowo dengan mengajak pertemuan di Kuala Lumpur Malaysia. “Ada pihak tertentu yang ingin mengadu domba Jokowi dengan Prabowo,” jelasnya.

Kata Anto, Indonesia membutuhkan pemimpin seperti Prabowo yang tegas dan sangat menghormati demokrasi. “Prabowo sangat demokratis dan tidak suka pencitraan. Pemimpin yang apa adanya,” papar Anto.

Dalam sesi tanya jawab acara International Institute for Strategic Studies Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit di Singapura pada Sabtu (3/6/2023) lalu, Prabowo menjelaskan bahwa resolusi konflik yang ia lontarkan bertujuan untuk menyelesaikan perang.

“Beberapa pertanyaan kurang lebih seolah menyamakan terkait yang invasi dan yang diinvasi. Saya rasa ini reaksi emosional, tapi yang saya tempatkan ke depan adalah resolusi konflik,” kata Prabowo.

“Saya tidak mengatakan sisi mana yang benar dan salah, karena posisi Indonesia sudah sangat jelas. Di PBB, kami voting menentang invasi Rusia, kami voting. Kalian bisa cek rekaman votingnya,” jelasnya.

Prabowo menyebut resolusi konflik yang ia lontarkan tak bicara tentang mana yang salah dan mana yang benar. “Saya hanya usulkan, kita bisa memasukkan sebuah resolusi konflik, yang secara historis sudah pernah dilakukan,” imbuhnya.

“Tolong, rekan-rekan di Eropa, tolong jangan hanya memikirkan untuk 5 atau 10 tahun saja, pikirkan dalam 50 tahun (mendatang).”

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyebut negara-negara di Asia memiliki lebih banyak pengalaman dalam konflik peperangan, yang bahkan, kata Prabowo, mungkin lebih parah dan lebih ngeri dari apa yang dialami oleh Ukraina.

“Tanyakan pada sahabat kita di Vietnam, tanyakan pada sahabat kita di Kamboja. Tanya ke mereka, berapa kali mereka diinvasi, tanya ke sahabat kita di Vietnam berapa kali mereka diinvasi,” kata Prabowo dengan nada agak tinggi,

“Tanya pada Indonesia berapa kali kami diinvasi. Kami tahu peperangan, (sehingga) kami ingin membantu mengakhiri dan ingin membantu (agar perang Rusia-Ukraina berakhir). Tapi sekali lagi ya terserah kepada khalayak umum.”