Dendam Kesumat Jokowi Terhadap Anies

Oleh : Sholihin MS *)

Formula E itu identik dengan (karya) Anies Baswedan. Tanpa Anies tidak ada Formula E. Itu sudah menjadi catatan sejarah yang bukan saja telah diakui oleh bangsa Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia. Hanya orang-orang kufur dan iri hati yang mencoba melupakan itu semua.

Formula E kali ini bisa dibilang sukses bisa juga dibilang mengecewakan. Dibilang sukses karena semua infrastruktur masih tetap utuh, pelaksanaan bisa tepat waktu, dan masyarakat dunia masih memberikan kepercayaan kepada Indonesia. Dibilang mengecewakan karena animo masyarakat tidak semeriah yang pertama dan panitia dari pemprov DKI mencoba melupakan Anies, baik sebagai mantan Gubernur DKI maupun sebagai founder Formula E. Sampai-sampai Anies tidak diundang oleh Panitia. Pastinya panitia diperintah oleh Jokowi. Nyata bahwa tindakan Jokowi ini makin menunjukkan kedunguan, tidak tahu diri, tidak tahu malu, dendan yang berkepanjangan hanya karena kalah bersaing dengan Anies.

Bagi Anies sendiri yang harus membeli tiket sendiri untuk nonton bersama keluarganya, disikapi dengan lapang dada dan mungkin hanya tersenyum saja menyaksikan para elit rezim yang makin dungu, pendendam, kufur (tidak tahu berterima kasih), dan tidak tahu diri. Masyarakat bukannya makin menjauhi Anies, justru terus mengelu-elukan Anies dan meneriakkan Anies for Presiden 2024. Anies itu mutiara yang sangat indah, yang ditaruh di mana pun akan tetap memancarkan cahaya keindahannya.

Justru citra rezim Jokowi makin terpuruk. Mereka lupa bahwa semakin Anies dizalimi maka Anies semakin dicintai rakyat. Jokowi yang ditopang oligarki taipan beserta antek-anteknya tidak akan bisa memadamkan Anies, karena Anies itu telah dipilih Allah, dicintai alam semesta, didukung para ulama saleh, dan dicintai rakyat Indonesia dan dunia. Semakin rezim Jokowi akan menjegal Anies, justru akan terus jadi bumerang.

Memang semua pejabat rezim Jokowi sepertinya sudah terpapar virus penyakit hati : iri, dengki, hasud, dendam, ananiyah, dan fitnah. Mereka tidak pernah akan tenteram hidupnya, di ujungnya kalau mereka tidak jadi gila bisa jadi akan mengalami stroke.
Memangnya enak hidup dipenuhi penyakit hati ?

Bagi orang yang waras pasti sadar bahwa hidup ini dikendalikan oleh Sang Maha Kuasa, Allah swt. Ada hukum Allah yang harus diterima manusia : sunnatullah dan qudratullah. Ada saatnya kezaliman manusia dibiarkan dulu oleh Allah, itu sebagai istidraj (penguluran waktu sementara), tapi tidak mungkin bisa terus menerus. Jika kezaliman manusia mulai melampaui batas, pasti Allah akan bertindak. Kezaliman rezim Jokowi itu sudah melewati batas, sekarang saatnya untuk “ditenggelamkan”.

Tanda-tanda keruntuhan rezim Jokowi sudah tampak semakin terang. Rezim Jokowi pasti tumbang, bisa melalui tangan-tangan rakyat Indonesia bisa juga Allah utus pasukan yang lain. Kehancuran Raja Namrudz hanya oleh seekor lalat, kehancuran Raja Abrahah oleh pasukan burung Ababil, Kehancuran Fir’aun oleh Nabi Musa dan Nabi Harun, kehancuran 1000 pasukan kafir Quraisy oleh 313 pasukan Islam, dll.

Semua skenario rezim Jokowi terhadap Anies Baswedan semakin massif, tapi selama ini telah digagalkan Allah, dan akan terus digagalkan Allah. Kata Prof Deny Indrayana Jokowi punya 10 langkah untuk menjegal Anies, itu sebabnya Jokowi harus ikut cawe-cawe di Pilpres 2024 untuk memastikan Anies harus gagal nyapres dan semua calon harus all Jokowi’s man.

Mari kita terus berjuang untuk menumbangkan Jokowi dan seluruh penopang rezim dan antek-anteknya.

Pertolongan Allah akan datang dengan ikhtiar manusia (orang beriman). Tahun 2024 adalah tahunnya rakyat Indonesia, tahunnya umat Islam maka jangan sampai disia-siakan.

Bandung, 15 Dzulqa’dah 1444

Pemerhati Sosial dan Politik